GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM Mahfud MD menegaskan pemerintah belum berencana mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan, China.
"Belum, belum dipikirkan (evakuasi WNI), karena belum ada negara lain yang evakuasi," kata Mahfud ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/1) seperti melansir JPNN.com.
Bahkan, kata dia, pemerintah belum berencana mengirim bantuan logistik bagi WNI yang tengah terisolasi di Wuhan. Menurut dia, pemerintah masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait wabah Corona di Wuhan.
"Sampai saat ini belum (berencana mengirimkan bantuan logistik)," ucap dia.
Berdasarkan data Kemenlu, Selasa (28/1), terdapat 100 WNI di Wuhan. Terdiri dari 84 mahasiswa dan 16 tamu mahasiswa dari tempat lain. Sementara di Provinsi Hubei, secara keseluruhan ada 243 WNI.
Selama sepekan terakhir, pemerintah China telah mengisolasi Kota Wuhan dan menyiagakan 15 titik karantina di Provinsi Hubei, sebagai respons dari wabah virus corona tipe baru yang telah menewaskan sedikitnya 106 orang dan menjangkiti ribuan lainnya.
Hingga kini, virus Corona telah menjangkiti lebih dari 2.000 orang di seluruh dunia. Kasus terbanyak ditemukan di China. Tercatat sebanyak 56 orang di China meninggal karena wabah tersebut.
Mahasiswa Indonesia di Wuhan Minta Dievakuasi
Sebelumnya, belasan mahasiswa Aceh yang kini terisolasi di Wuhan, China meminta pemerintah Indonesia untuk segera mengevakuasinya.
Di sana virus corona mewabah dan menyebabkan Wuhan menjadi kota mati.
Ketua Cakradonya, himpunan mahasiswa Aceh di Wuhan, Teuku Agusti Ramadhan menyebutkan ada 12 mahasiswa asal Tanah Rencong yang kini terisolasi di Wuhan.
"Kami merasa tidak aman lagi. Status level virus sudah tingkat dua. Semua ingin dievakuasi, kembali ke Indonesia," kata Teuku Agusti Ramadhan seperti melansir suara.com.
Mahasiswa asal Balohan, Kota Sabang, itu menyebutkan saat ini 12 mahasiswa Aceh bertahan di kamar apartemen masing-masing. Mereka tidak berani keluar ruangan.
"Kami masih menunggu kabar dari KBRI, apakah ada keputusan bisa tidaknya evakuasi? Saya dan kawan-kawan terus memantau melalui grup media sosial mahasiswa Indonesia di Wuhan," katanya.
Terkait persediaan makanan dan minuman, Teuku Agusti menyebutkan tergantung di mana mahasiswa yang bersangkutan tinggal. Namun, banyak toko makanan dan minuman di Wuhan tutup.
"Kalau di kampus Universitas Zhongan dimudahkan dengan dibukanya kantin untuk mahasiswa yang tinggal di asrama. Saya satu-satunya mahasiswa Aceh di Zhongnan," sebut Teuku Agusti Ramadhan.
Terkait kondisi Kota Wuhan secara umum, Teuku Agusti Ramadhan mengatakan situasi kota sedang dalam isolasi. Seluruh transportasi, baik pesawat terbang, kapal laut, kereta api, maupun bus dihentikan.
"Sekarang, hampir semua toko tutup. Persediaan makanan di toko-toko habis. Orang yang biasanya ramai, sekarang terlihat jarang di luar. Warga lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan," tambahnya.[ljc]