GELORA.CO - Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disebut tengah menggodok kemungkinan mengganti Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto.
Beredarnya kabar pergantian Hasto ini terkait operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap komisioner KPU Wahyu Setiawan, Rabu siang, 8/1/20.
Dalam OTT itu, Wahyu Setiawan dikabarkan terjaring bersama 3 politisi yang dua diantaranya adalah staf Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Pada pagi kemarin, kantor partai berlogo banteng moncong putih yang terletak Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta didatangi para pewarta. Mereka datang untuk mengkonfirmasi kebenaran kabar bahwa ruang Hasto akan digeledah oleh lembaga antirasuah.
Pertanyaan besar yang belakangan muncul adalah di mana Hasto Kristiyanto berada. Pasalnya, PDIP yang siang ini menggelar gladi resik HUT ke-47 dan Rakernas I di JIExpo Kemayoran, tidak dihadiri Hasto.
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun mengaku tidak tahu dimana Hasto berada saat ini.
"Saya tidak tahu, belum tahu posisi Pak Sekjen," ujar Komarudin seperti melansir RMOL.id, Kamis, 9/1/20.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat mendapat informasi bahwa Hasto mengalami gangguan pencernaan.
"Pak Hasto tadi informasi dia kena diare, karena kecapean kali ya," ujar Djarot disela gladi resik.
Plt Jurubicara KPK Ipi Maryati kepada awak media, Kamis sore, 9/1/20 menjelaskan, rincian kasus OTT yang menjerat Wahyu Setiawan akan disampaikan pada Kamis malam.
Sebelumnya KPK menangkap Wahyu Setiawan di dalam pesawat yang akan terbang ke Tanjungpinang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Rabu, 8/1/20.
Diduga OTT itu terkait dengan Kursi Panas Pemilu Legislatif Dapil Sumatera Selatan I, yang ditinggalkan almarhum Nazarudin Kiemas sebagai salah seorang Caleg dari PDI Perjuangan. Terkait putusan KPU tentang siapa yang duduk menjadi pengganti almarhum Nazarudin Kiemas.[ljc]