GELORA.CO - Iran bukan bagian dari musuh Indonesia. Dalam pergaulan internasional, Indonesia dan Iran selalu berada di sayap yang sama.
Setidaknya, kedua negara sama-sama konsisten dalam membela Palestina dan keras menentang aneksasi Jerusalem oleh Israel.
Begitu kata pemerhati sosial dan politi, Radhar Tribaskoro kepada wartawan, Minggu (12/1).
“Iran bersama Suriah dan Irak, dulu selalu tegak melawan dominasi Israel di Timteng. Sementara Arab Saudi menyerah dan mandah menjadi boneka AS,” tegasnya.
Namun demikian, pasca intervernsi AS, Suriah dan Irak melemah. Sementara Iran masih berdiri kokoh melawan Israel dan AS.
Pembunuhan terhadap Letjen Qassem Soleimani merupakan provokasi AS untuk bisa masuk memporakprandakan Iran
Tapi provokasi ini tidak diperhitungkan secara matang oleh AS. Sebab, Iran merupakan negara yang berbeda dengan Suriah dan Irak. Mereka relatif homogen dan bersatu.
“Mestinya AS tahu rIsiko melawan negara yang bersatu, bahkan negara kecil Vietnam tidak dapat mereka kalahkan,” tegasnya.
“Mereka akan menemukan batu sandungan bila meluaskan operasi militernya di tanah Persia,” sambung Radhar.
Terlepas dari perbedaan mazhab antara Sunni dan Syiah, simpati Indonesia seharusnya berada di belakang Iran. Apalagi AS berupaya mengobrak-abrik tradisi, budaya, dan agama Timur Tengah.
“Simpati kita kepada mereka yang lemah dan tertindas,” pungkas mantan Komisioner KPU Jabar itu. (*)