GELORA.CO - Media sosial merupakan "lahan" diplomasi baru yang kerap dimanfaatkan sejumlah lembaga negara, tokoh politik, atau organisasi untuk mengutarakan pendapat, mensosialisasikan program atau sekedar menghapus jarak dengan masyarakat.
Namun ada kalanya, tujuan-tujuan tersebut tidak ditangkap dengan baik oleh masyarakat di sosial media. Hal itulah yang ini terjadi pada kantor Kementerian Luar Negeri Jerman.
Baru-baru ini di sosial media Twitter muncul tagar, yakni #SeduceSomeonein4Words yang mengajak para pengguna Twitter untuk menggunakan empat kalimat saja untuk merayu orang lain.
Banyak pengguna Twitter yang menggunakan tagar itu sehingga dengan cepat menjadi trending topic.
Beberapa di antara para pengguna Twitter meramaikan tagar itu dengan menggunakan berbagai kalimat, mulai dari yang sederhana, seperti "Kamu lapar? Saya (sedang) memasak", hingga sindiran politik seperti "Donald Trump Sedang Dimakzulkan".
Kementerian Luar Negeri Jerman melalui akun Twitter berbahasa Inggrisnya, @GermanyDiplo tampaknya ogah ketinggalan momen tersebut dan ikut meramaikan tagar itu dengan membuat cuitan guyonan yakni "Visa Anda disetujui".
Alih-alih menjadi guyonan empat kalimat rayuan, cuitan itu justru kebanjiran kritik. Banyak pegguna Twitter menilai bahwa Kementerian Luar Negeri Jerman tidak peka terhadap penderitaan banyak orang yang berjuang memperoleh visa Jerman.
Diketahui bahwa Jerman merupakan salah satu negara tujuan di Eropa yang menarik bagi para migran dari seluruh dunia. Negara itu memiliki banyak daya tarik, seperti universitas-universitas gratis, perekonomian yang kuat dan upah tinggi dan hampir semua pekerjaan penuh.
Dalam krisis migran tahun 2015, bahkan ratusan ribu migran dari Timur Tengah dan Afrika membanjiri kontrol perbatasan Eropa dan membanjiri Jerman.
Namun, meski telah berhasil sampai ke Jerman, para migran tidak akan dapat dengan mudah mengantongi visa Jeran. Banyak dari mereka menghabiskan banyak uang dan menunggu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan untuk mengajukan visa yang memungkinkan mereka bekerja atau belajar.
Hal itu lah yang mengundang banyak reaksi negatif atas cuitan guyonan Kementerian Luar Negeri Jerman tersebut.
"Meskipun sangat sulit dan terkadang memalukan untuk mencoba mendapatkan visa dari Konsulat Jerman, lelucon itu masih sangat lucu!" Tulis jurnalis Turki Rahsan Gulsan.
Menanggapi banjir kritik, akun @GermanyDiplo segera menghapus cuitan itu empat jam setelahnya dan kemudian mengeluarkan permintaan maaf yang menyedihkan.
"Menjadi lucu rupanya tidak selalu cocok untuk kita," begitu bunyi cuitan di akun tersebut.
"Kami tahu proses visa itu rumit, dan keputusan visa dapat sangat memengaruhi kehidupan orang. Rekan-rekan kami mengambil keputusan ini dengan sangat serius," sambungnya, seperti dimuat Reuters akhir pekan ini (Minggu, 19/1). [rmol]