GELORA.CO - Salah satu penyebab bangkrutnya PT Asuransi Jiwasraya adalah kesalahan investasi. Perusahaan BUMN ini berinvestasi di perusahaan yang sahamnya terjun bebas. Salah satunya adalah PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP).
IIKP merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang penangkaran ikan hias, khususnya ikan arwana. Jiwasraya berinvestasi Rp6 triliun di perusahaan ini.
IIKP pertama kali mencatatkan sahamnya di pasar modal dengan menawarkan Rp 450 per lembar saham 2002. Kini, saham IIKP terjun bebas menjadi 50 per lembar saham.
Berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2016, Jiwasraya membeli saham PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP).
Pada 2015 Jiwasraya memiliki 14 reksadana non asuransi sebesar Rp 8,89 triliun. Total nilai dari 14 reksadana itu Rp 9,3 triliun.
Komposisi dari 14 reksadana itu sebesar 99,64% atau Rp 9,29 triliun saham. Dari angka itu, sebesar Rp 6,39 triliun ada di saham emiten ikan arwana atau IIKP.
Wasekjen MUI, Ustaz Tengku Zulkarnain mengkritik manajemen Jiwasraya yang membeli saham gocapan.
“Hasil Audit, Duit Jiwasraya tahun 2016 ditanamkan ke Reksadana. Salah satunya di Perusahaan urusan ikan Arwana. Perusahaan dgn total aset 300 Milyar, dan omzet 21 Milyar, tapi menerbitkan Reksadana 6,39 Trilyun. Kini nilai dasar cuma GOCAP, Rp 50. RAMPOK!,” tulis Tengku Zulkarnain di akun Twitternya, Rabu (15/1/2020).
Menurutnya, duit nasabah Jiwasraya triliunan rupiah digunakan untuk membeli ‘saham kampungan’. Pada saat jatuh tempo, pencairan duit nasabah kolpas.
“Malunya sampai ke Korea Selatan. Perusahaan PLAT MERAH milik Pemerintah dikelola seperti Perusahaan PLAT PALSU. Salah Direksi tapi sampai LEVEL ATAS.
Tangkap!,” tegasnya.
“Ketika duit Jiwasraya dibelikan saham Perusahaan Ikan Arwana sampai 6 Trilyun, padahal nilai sahamnya tinggal Rp 50 (menurut hasil audit) kenapa Dewan Komisaris Diam? Internal Audit? Menteri Keuangan? Kemana Menteri BUMN? Hasilnya 470 Warga Korea Selatan Tertipu,” tandasnya.[psid]