GELORA.CO - Fase tahunan musim hujan selalu berdampak kepada banjir di Ibukota Jakarta. Permasalahan demi permasalahan terus diupayakan selesai oleh Gubernur yang tengah menjabat.
Termasuk oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Namun, banjir yang melanda sejumlah wilayah DKI Jakarta kemarin tidak bisa juga disalahkan ke Anies. Sebab, beberapa upaya telah ia lakukan dengan melakukan normalisasi bantaran kali Ciliwung sepanjang 16 km dari total 33 km
Selain itu, pembersihan sampah dan pengerukan dasar kali ataupun sungai secara rutin juga telah dilakukan oleh Gubernur DKI yang pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Adapun bagi Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Partai Keadilan Sejahterah (PKS) Slamet, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mesti ikut andil dalam pencegahan banjir di Jakarta.
Sebab, Slamet masih belum melihat keseriusan yang dilakukan KLHK untuk mengembangkan rehabilitasi dan reboisasi hutan untuk sarana penyerapan air di DKI.
"Pemerintah seharusnya fokus dan serius dengan rehabilitasi dan reboisasi hutan, serta menggalakkan masyarakat untuk menanam pohon-pohon keras," ucap Slamet saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/1).
Selain itu, Slamet juga meminta pola pengelolaan anggaran KLHK dilakukan secara transparan dan tepat sasaran.
Hal itu tentunya diharapkan Slamet untuk realisasi rehabilitasi dan reboisasi hutan di Jakarta berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya.
"Anggaran di lingkungan hidup harus tepat sasaran dalam rangka melestarikan alam," Slamet mengatakan.
Sebagaimana diketahui, hujan yang melanda wilayah sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa (31/12) lalu, menjadi salah satu sebab Jakarta kembali dilanda banjir.
BMKG menyetakan, curah hujan yang terjadi saat itu melebih batas normal. Misalnya saja hujan yang terjadi di Jakarta Timur, curah hujannya mencapai 377 mm/hari. Sementara, jika dibandingkan dengan curah hujan yang terjadi pada banjir besar di tahun 1996 hanya berkisar 216 mm/hari.(rmol)