GELORA.CO - Politikus PDIP, Dewi Tanjung, melaporkan massa pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran merasa dicaci maki dengan kata-kata tak pantas saat demo di Balai Kota. Anggota DPD dari Jakarta, Fahira Idris, menilai laporan Dewi Tanjung mengada-ngada.
"Kalau menurut saya laporan itu terlalu mengada-ngada karena apa? Saya yakin benar anggota saya tidak ada yang seperti itu. Jadi di hari itu yang mengawal Anies tidak hanya Bang Japar, tapi di seluruh media nulis Bang Japar semua, padahal itu ada Bamus ada Forkabi, ada Brigade Jawara 14, banyak elemen, ada belasan ormas," kata Fahira kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).
Fahira menegaskan massa Bang Japar melakukan aksi dengan tertib. Fahira juga meminta Dewi Tanjung untuk membuktikan pengakuan dirinya dimaki dengan kata-kata tak pantas.
"Jadi kalau misalnya dia mengadukan kami, buktikan dulu mana. Videonya fotonya, dan orang ini menurut saya udah lah, dia kan selalu membuat gaduh, kita nggak takut, hadapin saja," ujar dia.
Fahira lantas bicara mengenai sosok Dewi Tanjung. Menurut dia, Dewi Tanjung merupakan sosok yang kerap menebar kebohongan.
"Dewi Tanjung menurut saya orang yang nggak terlalu penting untuk ditanggapi, itu misalnya soal Novel Baswedan, terus berita rekayasa, ini orang diajak diskusi di studio TV nggak pernah hadir kan selalu menolak, dan dia hobinya menebar kebohongan terus, maka saya bilang aksi mereka itu norak, kalau mau demo soal banjir silakan, Tapi jangan opininya digiring menurunkan Anies," ujar Fahira.
Selain laporan Dewi Tanjung, ada juga laporan dari Advokat Pecinta Perdamaian, Suhadi terhadap seorang wanita yang ikut demo banjir di depan Balai Kota, Jakarta Pusat beberapa hari lalu. Wanita yang merupakan bagian dari massa pro Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini disebut-sebut merupakan guru, dipolisikan karena poster 'Loe Lengserin Anies, Kita Lengserin Presiden Loe' saat aksi tersebut.
Terkait hal tersebut, Fahira menegaskan massa Bang Japar tak membawa spanduk dan poster saat demo. Menurut dia, orang tersebut berasal dari elemen lain.
"Jadi kami Bang Japar tidak membawa spanduk, poster, bukan dari Bang Japar, itu dari elemen lain, silakan saja bukti-buktinya tampilkan," ujar dia.
Sebelumnya, Dewi Tanjung melaporkan massa pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia merasa dicaci maki dengan kata-kata tak pantas saat berunjuk rasa di depan Balai Kota, Jakarta Pusat.
"Tujuan saya datang ke sini melaporkan pendukung Anies Baswedan yang kemarin membuat anarkis di depan Balai Kota," kata Dewi Tanjung kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/1)>
Demonstrasi yang dimaksud Dewi adalah yang terselenggara pada Selasa (14/1). Saat itu ada aksi dari dua kelompok berbeda di sekitar Balai Kota, kemudian ke Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat (Jakpus).
Dua kelompok tersebut adalah massa pro-Anies dan massa kontra-Anies. Dewi berada di barisan massa yang kontra-Anies.
Dewi menyebut massa pro-Anies melakukan aksi anarkistis dengan cara melempari kelompoknya menggunakan air mineral. Dirinya juga menjadi korban pelemparan itu.
Dewi menyebut massa pro-Anies juga menyoraki massa Dewi Tanjung dengan kata-kata yang tidak pantas. Hal itulah yang menjadi dasar laporannya.
"Mereka melempari kami, massa pedemo saya, dengan botol dan mengeluarkan caci maki, kata-kata yang tidak pantas," kata Dewi.
Laporan polisi itu tertuang pada LP/313/I/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ, tanggal 16 Januari 2020. Dalam hal ini, Dewi Tanjung sebagai pelapor, sementara terlapor masih dalam lidik.
Dewi mengadukan massa pro-Anies dengan Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik.(dtk)