GELORA.CO - Bupati Dairi, Sumatera Utara, Eddy EK Berutu mendatangi Rumah Makan (RM) Malau Napinadar Sidikalang. RM Malau Napinadar sempat viral setelah seorang pengunjung membuat video karena tak mengira akan ditagih Rp 800 ribu untuk dua ekor ayam yang dipesannya.
Sang pemilik rumah makan, Lambok Roy Marteen Malau mengatakan Bupati Eddy datang pada Sabtu (18/1) bersama jajarannya. Lambok mengatakan pihaknya banyak mendapatkan saran dalam pertemuan tersebut.
"Mengecek pajak, izin usaha, dan memberi saran seperti membuatkan daftar menu. Banyak lah wejangan yang diberikan untuk usaha," kata Lambok saat dihubungi, Senin (20/1/2020).
Dia mengatakan saat itu Bupati Eddy datang dengan didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dairi. Daftar menu diminta dibuat agar pelanggan tahu harga makanan.
"Kita sempat ada daftar makanan. Cuma karena menu kita itu-itu saja, jadi kita tidak buat daftar makanan. Cuma kita buat kesepakatan yaitu buat daftar menu. Pak bupati bilang ke kita tolong dibuatkan kembali biar pembeli tahu," ujarnya.
Selain itu, pihak RM Malau Napinadar juga mendapatkan saran untuk melayani pelanggan lebih ramah. Lambok mengatakan dalam video yang viral pihaknya sempat marah kepada pelanggan karena saat itu sedang bekerja.
"Dan di video itu kita ada sempat marah. Namanya kita kerja, situasional, kalau ditanya-tanya kan kita risih juga saat bekerja. Pak Bupati, minta kita lebih ramah ke pelanggan," kata Lambok.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Diari juga meminta viralnya video tidak diperpanjang. Lambok mengatakan pihaknya juga menyatakan minta maaf kepada pelanggan.
"Pak Bupati juga meminta tak diperpanjang lagi soal viral itu. Saya lewat akun Facebook juga sudah menyampaikan minta maaf. Dan sudah disertakan nomor telepon untuk bagi pihak yang ingin memberi masukan atau saran," kata dia.
Sebelumnya, beredar video pelanggan yang memprotes karena dua ekor ayam yang dipesannya dihargai Rp 800 ribu. Lambok mengatakan peristiwa itu terjadi pada 2 Januari 2020.
Lambok mengatakan saat itu harga ayam sedang tinggi karena masih suasana Natal dan tahun baru. Selain itu ayam jadi pilihan utama karena saat itu sedang ramai kolera babi. Di luar situasi itu, dia menjelaskan bahwa 2 ekor ayam dihargai Rp 800 ribu normal mengingat pelanggan yang protes itu berjumlah 10 orang.
"Misal mereka minta makan perpotong dengan sop, satu orang cuma kena Rp 40.000. Itu harga Natal dan tahun baru. Tapi mereka datang bersama 10 orang. Ada di bon mereka harga satu ekor ayam Rp 350 ribu. Ditambah nasi, sop, minuman mereka," ujar Lambok.[dtk]