GELORA.CO - Bencana alam banjir tak bisa dipungkiri sudah menjadi langganan bagi warga Ibukota Jakarta. Antisipasi Pemerintah Provinsi DKI pun menjadi kunci agar masyarakat tak terdampak banjir dari tahun ke tahun ini.
Namun berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Bappenas, dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), penanganan banjir tahun 2020 oleh Pemprov DKI era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Banjir 2020 memiliki curah hujan yang cukup tinggi perharinya, yakni 377 m. Namun banjir 2020 hanya menggenangi luas area 156 Km dengan jumlah RW tergenang sekitar 390. Banjir tahun ini juga tidak menyebabkan lumpuhnya area strategis seperti Bundaran HI hingga jalan Thamrin.
Berbeda dengan banjir yang terjadi pada tahun 2013 dan 2015. Dengan curah hujan yang lebih rendah dari tahun 2020, yakni sekitar 100 mm dan 277 mm perhari, menyebabkan luas area tergenang 240 km dan 281 km.
Banjir yang terjadi di tahun 2013 dan 2015 sendiri juga menyebabkan sekitar 599 dan 702 RW tergenang di Jakarta. Banjir yang terjadi di pada tahun 2013 dan 2015 juga berdampak ke area strategis ibukota.
Pada banjir tahun 2020 ini, jumlah lokasi pengungsian hanya 269 lokasi dengan korban jiwa meninggal 19 orang. Berbeda dengan tahun 2013 dan 2015 yang mencapai 1.250 dan 409 lokasi pengunsian. Banjir yang terjadi di tahun 2013 dan 2015 sendiri memakan korban jiwa 40 dan 5 orang.
Waktu surut banjir di tahun 2020 juga menunjukan hasil positif lantaran hanya perlu memakan waktu selama 4 hari. Berbeda dengan banjir yang terjadi di tahun 2013 dan 2015 yang memerlukan waktu selama 7 hari.(*)