GELORA.CO - Kontestasi Pemilu 2019 yang telah berlalu dianggap sebagai puncak demokrasi, di mana untuk pertama kalinya dalam sejarah dilaksanakan pemilihan serentak di Indonesia. .
Perhelatan pemilu mulai dari Presiden dan Wakil Presiden, legislatif tingkat pusat hingga kabupaten/kota itu dinilai masih dinodai ketidakdewasan politik masyarakat Indonesia.
Pengamat politik Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menyebutkan, pelaksanaan Pemilu 2019 hanya sebatas memperjuangkan kontestasi politik semata dan bukan kemenangan rakyat atau publik.
Secara kultur masyarakat Indonesia belum dewasa. Kedewasaan politik itu penandanya adalah tujuan untuk kebaikan bersama (commond good), sementara kita masih dominan kebaikan golongan. Itulah yang sebabkan konflik sosial mengemuka,” kata Dedi seperti dilansir dari Kantor Berita Politik RMOLJabar, Rabu (1/1).
Kata Dedi, untuk menuju kedewasaan politik, perlu adanya sistem akomodatif, di antaranya dengan demokrasi. Namun, yang menjadi catatan adalah harus ada dukungan penguatan hukum untuk membatasi kebebasan individu.
“Demokrasi memang menjunjung tinggi kebebasan individu, tetapi tidak boleh melampaui kebebasan kolektif masyarakat, maka muaranya harus kebersamaan,” tandasnya.(rmol)