GELORA.CO - Uni Emirat Arab (UEA) menyiapkan dana US$ 22,8
miliar atau sekitar Rp 314,9 triliun untuk berinvestasi di Indonesia
melalui Sovereign Wealth Fund bersama dengan Softbank Corp dan
Internatiional Development Finance Corporation (IDFC).
Kesepakatan
tersebut tertuang dalam 11 perjanjian bisnis yang diteken antar kedua
negara di bidang energi, minyak dan gas, petrokimia, pelabuhan,
telekomunikasi, dan riset, seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet,
Senin (13/1/2020).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan bahwa sebagian dana
tersebut akan diinvestasikan dalam pembangunan Ibu Kota baru di Kuta
Kartanegara, Kalimantan Timur.
Presiden Joko Widodo (Jokowi),
ditegaskan Luhut, bahkan telah meminta Pangeran UEA Mohammed Bin Zayed
untuk menjadi Dewan Pengarah dalam pembangunan ibu kota baru tersebut.
"Crowned
Prince itu berulang kali mengatakan bahwa Indonesia adalah sahabat kami
yang sangat dekat, dan berulang kali beliau mengingatkan bahwa
Indonesia penduduk Islam terbanyak. Jadi mereka ingin berkontribusi bagi
negara Indonesia," kata Luhut.
Tak hanya di Ibu Kota baru, UEA
pun menyatakan ketertarikannya menanam modal untuk pembangunan di Aceh.
"Minggu depan kami ada perintah Presiden, Gubernur Aceh, dan tokoh di
situ untuk bicara ini," kata Luhut.
Adapun sebagian besar dana
investasi tersebut, kata Luhut, akan lebih banyak berada di sejumlah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun di sektor-sektor strategis
seperti petrochemical.
Sebagai informasi, kerjasama antara kedua
negara terjadi saat Presiden Jokowi dan Putra Mahkota UEA Mohamed Bin
Zayid mengadakan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Qasr Al
Watan.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menyepakati 16
kerja sama strategis, di mana 5 kerja sama bersifat pemerintah ke
pemerintah (G to G), sementara 11 lainnya bersifat bisnis ke bisnis (B
to B). [cnbc]