GELORA.CO - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terang-terangan menyebut bahwa mafia migas yang sering disebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang masih ada.
"Mafia iya, orang dalam dan ngajak orang luar. Tujuannya impor dan komisi, hulu sampai hilir biayanya tinggi," kata Ahok, Senin (06/01).
Menurutnya, yang membuat impor minyak tidak efisien adalah karena kontrak impor minyak bukannya langsung dari produsen. Ditambah, kontraknya juga jangka pendek, hanya 3 sampai 6 bulan.
Lalu ada lagi soal kondisi jetty atau dermaga yang menurutnya sengaja dibiarkan rusak.
"Jetty dibiarkan rusak agar sewa kapal jadi lama, kena denda. Ke depan harus tekan lagi harganya," ujarnya.
Soal penurunan harga BBM non subsidi, Ahok malah mengapresiasi kinerja tim di tubuh Pertamina.
Ia mengakui bahwa perubahan harga tersebut termasuk telat. SPBU asing seperti Shell dan kawan-kawan sudah mulai turunkan harga per 1 Januari 2019. (*)