Adu Mulut Dengan Andre, Tifatul Sindir Kampanye Pilpres Hingga Kasus Asusila Di MKD

Adu Mulut Dengan Andre, Tifatul Sindir Kampanye Pilpres Hingga Kasus Asusila Di MKD

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketegangan di Laut Natuna Utara tidak hanya membuat hubungan Indonesia dan China tegang. Tapi juga telah merambat hingga ke politik dalam negeri.

Kader dua partai yang di Pilpres 2019 bahu-membahu memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yaitu Gerindra dan PKS berseteru. Kedua kader itu adalah Wasekjen DPP Partai Gerindra Andre Rosiade dan Ketua DPP PKS Tifatul Sembiring.

Di mulai dari kicauan Tifatul mengenai sikap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang lunak terhadap Natuna. Terlebih, ketua umum Gerindra itu menganggap China sebagai negara sahabat.

Sebagai anak buah Prabowo, Andre bereaksi. Dia lantas meminta Tifatul berhenti nyinyir dan mengalihkan tenaga untuk meluruskan kinerja Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, yang merupakan kader PKS. Sebab banyak karaoke ilegal dan miras yang banyak.

Tifatul kemudian membuat kultwit untuk menanggapi Andre. Menurutnya, anggota Komisi VI DPR itu terlalu berlebihan dalam merespon pernyataannya. Sampai-sampai menggunakan kata “ente”, yang dalam bahasa pejabat publik terasa kurang sopan.

“Apalagi dibawa-bawa kepada urusan masih ada maksiat di Kota Padang, entah apa hubungannya,” tanyanya di akun Twitter pribadi, Selasa (7/1).

Mantan Menkominfo itu sebenarnya mengaku enggan membalas twit Andre. Tapi karena berulang disebut namanya, maka dia merasa harus meluruskan agar tidak salah paham.

Tifatul lantas menyinggung kontribusinya dan kader PKS yang mati-matian mengkampanyekan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 lalu. Seluruh kader PKS di semua provinsi diwajibkan turun ke jalan, datang dari rumah ke rumah, modal sendiri, makan sendiri, saksi sendiri, mati sendiri mengkampanyekan Prabowo.

“Paling tidak dua kali saya dijemur teman-teman di atas jeep terbuka di terik siang, berjalan lk 2 x 50 km. mengacungkan dua jari,” kenangnya mengungkit.

Singkatnya, Tifatul ingin mengatakan bahwa para pendukung akhirnya terkejut lantaran Prabowo merapat ke lingkaran Joko Widodo dan menjadi Menteri Pertahanan.

Dia lantas mengibaratkan pendukung Prabowo sebagai penumpang pesawat yang sedang terbang tinggi. Tiba-tiba, pilot loncat terjun payung menyelamatkan diri.

“Lalu kami bingung, mau ke mana, siapa yang bimbing dan mengarahkan, siapa yang akan melindungi?” sambungnya.

Selain pilpres, Tifatul turut menyinggung masalah absensi yang ditanyakan oleh Andre. Dia lantas menguraikan bahwa dirinya beda fraksi dengan Andre. Andre di Komisi VI, sementara dirinya di Komisi VII.

“Silakan tanya kepada Ketua Komisi VII, apakah setiap rapat saya bicara atau duduk dan diam saja?” tanyanya menantang.

Lebih lanjut, Tifatul meminta Andre untuk berhenti menjelek-jelekan rekan yang pernah berjuang bersama. Pasalnya, ada catatan bersama yang tentu disimpan oleh sesama rekan.

Salah satunya, Tifatul menyinggung catatannya mengenai rekan Andre di Fraksi Gerindra yang terlibat foto atau video asusila. Video atau foto itu sudah viral di internet dan tercatat di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)

“Ini semua ada catatannya di MKD, tapi kan tidak baik mengungkap aib orang,” demikian Tifatul.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita