Siang Ini, Rocky Gerung Dilaporkan ke Polisi, “Dasarnya Penghinaan Kepala Negara”

Siang Ini, Rocky Gerung Dilaporkan ke Polisi, “Dasarnya Penghinaan Kepala Negara”

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Rocky Gerung resmi dilaporkan ke Bareskrim Polri. Filsuf UI itu dipolisikan gara-gara menyebut Jokowi tidak mengerti Pancasila.

Rocky dipolisikan oleh politisi PDIP sekaligus pengacara terkenal, Henry Yosodiningrat.

“Iya siang ini kita laporkan ke Bareskrim sekira jam 10.00 WIB ya,” Kata Henri dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/12).

Menurut Henry, pihaknya melaporkan Rocky karena telah menghina presiden lewat pernyataannya di acara ILC pada Selasa 3 Desember 2019 lalu.

“Ini dasar penghinaan kepada kepala negara ya,” bebernya.

Sebelumnya, Tagar #RockyGerungMenghinaPresiden ramai di Twitter. Tagar itu muncul karena Rocky Gerung dituding menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak paham Pancasila.

Pernyataan soal Jokowi yang tak paham Pancasila itu disampaikan Rocky dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One pada Selasa 3 Desember 2019 lalu. Rocky mulanya mengatakan bahwaw Pancasila gagal sebagai ideologi.

“Pancasila itu sebagai ideologi gagal. Karena bertentangan sila-silanya. Saya pernah tulis risalah panjang lebar di Majalah Prisma dengan riset akademis yang kuat bahwa Pancasila itu bukan ideologi dalam pengertian akademik. Dalam diskurs akademis. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, mengakui bahwa perbuatan manusia hanya bermakna kalau diorientasikan ke langit. Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Apa dalilnya bahwa saya boleh berbuat baik tanpa menghadap langit, itu namanya humanisme tu. Lalu saya berbuat baik supaya masuk surga, artinya kemanusiaan saya itu palsu. Sila kelima Keadilan Sosial. Versi siapa? Liberalisme? Libertarianisme. Orang boleh isi sila kelima itu dengan marxisme, boleh saja. Diisi dengan Islamisme boleh saja. Karena tidak ada satu keterangan final tentang isi dari Keadilan Sosial itu,” kata Rocky.

Rocky kemudian mengatakan bahwa tidak ada orang yang Pancasilais di Indonesia, termasuk Presiden Jokowi. Dia menilai, Jokowi hanya hafal Pancasila namun tak memahaminya.

“Saya tidak pancasilais, siapa yang berhak menghukum atau mengevaluasi saya? Harus orang yang pancasilais, lalu siapa? Tidak ada tuh. Jadi sekali lagi, polisi pancasila, presiden juga tak mengerti pancasila. Dia hafal tapi dia nggak ngerti. Kalau dia paham dia nggak berutang, dia nggak naikin BPJS,” imbuh dia.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita