GELORA.CO - Gejolak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Republik Rakyat China (RRC) menjadi satu hal yang disinggung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden RI keenam itu memprediksi, dinamika ekonomi politik global yang dipengaruhi kedua negara itu turut berdampak kepada resesi atau turunnya pertumbuhan ekonomi dibanyak negara, tidak terkecuali Indonesia sebagai negara berkembang.
"Tahun 2020, dan tahun-tahun kedepannya, ekonomi global dan kawasan diperkirakan dalam keadaan tidak baik. Banyak yang mengatakan bahwa dunia akan mengalami resesi ekonomi," ujar pria yang akrab disapa SBY ini, di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu (11/12).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan era Presiden Megawati itu mengimbau agar pemerintah tidak hanya mengeluarkan kebijakan yang sifatnya berjaga-jaga atau "counter cyclical".
"Atau hanya siap untuk melakukan antisipasi dan adaptasi semata. Kita harus sangat serius dalam upaya mengurangi dampak buruk resesi dunia itu terhadap ekonomi kita. Sangat berbahaya kalau kita lalai dan bersikap 'business as usual'," ucapnya.
Meski demikian, SBY mengapresiasi postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020. Akan tetapi SBY menekankan, kalau partainya bakal terus memantau dan meminta pemerintah waspada.
"Partai Demokrat tidak ingin, dan tentu juga rakyat kita, perkiraan Bank Dunia tentang ekonomi kita menjadi kenyataan. Kita ingin pertumbuhan ekonomi kita tidak serendah yang diperkirakan “World Bank”, yang menaruhnya di angka 4,9 persen," pungkas SBY. []