Saor Siagian Sebut Penyerang Novel Baswedan Memang Targetkan Mata: Mau Matikan Kariernya

Saor Siagian Sebut Penyerang Novel Baswedan Memang Targetkan Mata: Mau Matikan Kariernya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pengacara Novel Baswedan, Saor Siagian menyatakan polisi harus mengusut tuntas kasus penyerangan Novel.

Dikutip dari siaran KompasTV, Saor mengatakan proses pengusutan kasus ini masih ada di awalnya.

"Masih awal, saya kira. Pertama, (saya) sangat prihatin ternyata penyerangnya ini kan polisi," kata Saor Siagian, Sabtu (28/12/2019).

Ia menyayangkan tuduhan yang dilontarkan RB dan RM, yang diketahui menyerang Novel, adalah tanpa dasar.

Kedua pelaku yang merupakan anggota polisi aktif tersebut menuduh Novel dengan sebutan pengkhianat.

Menurut Saor, polisi harus mengungkapkan lebih lanjut mengenai identitas kedua penyerang tersebut.

"Inilah, polisi harus bekerja seratus persen memastikan bahwa apakah betul ini polisi atau polisi-polisian," katanya.

Sejauh ini polisi belum mengungkapkan kesatuan tempat RB dan RM bertugas.

Novel sebagai korban penyerangan sudah meminta bertemu dengan kedua penyerang.

Namun, pihaknya belum diberi akses oleh kepolisian.

"Tapi kan akses yang kita miliki saat ini baru sama-sama kita lihat dari rilis media," lanjutnya.

"Tapi sejauh ini juga kan kita tidak tahu secara detail apa. Sehingga sampai saat ini saya kira kam masih menunggu."

Menurut Saor, tindak penyerangan ditujukan kepada Novel karena pekerjaan Novel sebagai penyidik KPK.

"Saudara Novel diserang, atau dikasih pembelajaran bahasa mereka, enggak dipateni (dimatikan), tapi dikasih pembelajaran karena kasus-kasus atau karena pekerjaannya."

Saor melanjutkan, hal tersebut dapat menjadi petunjuk bagi polisi untuk mengusut kasus ini.

"Kita harus juga ingat, bahwa serangan kepada Novel ini 'kan bukan hanya sekali ini, tapi rangkaian yang bertubi-tubi," katanya.

Singgung Kasus Djoko Susilo

Saor memberi contoh kasus korupsi simulator SIM yang menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka.

"Begitu Novel dulu menetapkan Korlantas Susilo jadi tersangka, kita kenal kasus sarang burung walet. Kemudian dia beberapa kali mau diminta dipindah, dan terakhir adalah kasus penyerangan ini," katanya.

Saor juga mempertanyakan apakah pengumuman pelaku penyerangan Novel sesuai dengan sketsa yang pernah dirilis Polri.

Menurutnya, wajah pelaku yang baru saja diumumkan tidak persis sesuai dengan sketsa yang pernah dirilis.

Saor juga mengatakan masa penyelidikan selama lebih dari 2,5 tahun terlalu lama karena pelaku berasal dari kalangan polisi sendiri.

"Kalau toh memang orang itu adalah polisi, pertanyaan kita adalah haruskah hampir tiga tahun? Karena 'kan lebih dari 2,5 tahun diungkap," katanya.

Saor menantang kepolisian untuk mengungkap siapa sesungguhnya aktor di balik kasus penyerangan ini.

Pengungkapan ini dapat menjadi titik awal penyelidikan lebih lanjut.

"Ini kita tantang kepolisian menjadi entry point mengungkap aktor, siapa sesungguhnya aktor di balik peristiwa-peristiwa ini? Ini saya kira, kami tantang betul kepolisian untuk mengungkapnya," kata Saor.

Alasan Dendam Tidak Logis

Selain itu, Saor menyebutkan alasan dendam pribadi yang disampaikan kedua pelaku penyerangan adalah tidak logis.

"Fakta hukum mengatakan selama ini 'kan dia diserang adalah karena faktor-faktor pekerjaannya. Yang kedua ini adalah dendam," kata Saor.

Ia mempertanyakan alasan dendam seperti apa yang sampai membuat polisi seperti RB dan RM menyerang Novel.

"Tentu ini 'kan bukan menjadi fakta hukum. Dalam konteks dendam apa? Apakah seorang polisi kemudian diajari seperti ini kalau dendam, kemudian melakukan penyerangan dan mencederai orang lain?"

Saor mengatakan fakta bahwa penyerang adalah petugas kepolisian dapat membuat citra polisi menjadi buruk.

Maka dari itu, polisi harus menuntaskan kasus ini.

"Supaya oknum ini kemudian tidak mencederai kepolisian, ini tantangannya kepada Kapolri, kemudian Saudara Sigit, saudara Kabareskrim, untuk menuntaskannya," katanya.

"Sepertinya juga (ada) pernyataan Kapolri tadi saya dengar, bahwa ini tidak boleh berhenti hanya di sini dengan azas praduga tidak bersalah."

Sebelumnya Novel sudah mengungkapkan ada keterlibatan polisi bahkan jenderal dalam penyerangan dirinya.

Oleh karena itu, menurut Saor publik akan bertanya-tanya apabila kasus ini tidak diselesaikan.

"Ini kan juga kalau polisi tidak menuntut tuntas, 'kan tersisa kepada publik pertanyaan-pertanyaan yang sangat fundamental ini," katanya.

Penyerang Sengaja Menarget Mata

Menurut Saor penyerang telah sengaja menargetkan mata Novel karena fungsinya yang vital dalam pekerjaan.

"Skenario mereka kan menarget fungsi yang vital. Artinya dia tidak mematikan fisiknya Novel, tetapi berusaha untuk mematikan kariernya dia," katanya.

"Makanya mereka menarget mata. Tidak hidung, tidak kaki, tetapi mata yang sangat sentral."

Oleh karena itu, Saor menyebutkan penyerangan ini berhubungan dengan pekerjaan Novel sebagai penyidik KPK, bukan dendam pribadi.

Membersihkan Kinerja Polisi

Selain itu, Saor mempertanyakan kinerja polisi terhadap kasus bom teror dan peristiwa lain yang menyasar komisioner KPK.

"Yang diserang 'kan tidak semata Novel. Peristiwa bom teror, kemudian yang menyasar kepad komisioner KPK, yang di mana waktu itu saya masih ingat, polisi berjanji 3 bulan akan menuntaskan kasus ini. Sampai sekarang belum ada," kata Saor.

"Juga peristiwa penganiayaan penyidik KPK yang di Hotel Borobudur. Kemudian polisi menetapkan tersangka, sampai sekarang tidak ada."

Meski demikian, Saor tetap berusaha optimis kasus ini akan selesai karena sudah diawasi oleh presiden langsung.

"Karena ini 'kan presiden juga sudah mengawasi. Apakah kemudian negara kita ini hanya kita simbolkan jadi sandiwara?" tanyanya.

"Saya belajar untuk berusaha tetap membangun optimisme saya sekecil apapun. Karena ini taruhannya adalah lembaga kepolisian."

Menurut Saor, saat ini hanyalah awal mulanya.

Ia juga mengingatkan kabareskrim agar berani membersihkan oknum-oknum yang ada di dalam kepolisian.

"Saya kira kita dorong Kapolri. Kemudian Kabareskrim harus berani membersihkan polisi-polisi kotor ini," tutupnya.

Simak selengkapnya di bawah ini:


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita