Saat Kolaps di Pesawat, Adian Terus Ditampar biar Sadar

Saat Kolaps di Pesawat, Adian Terus Ditampar biar Sadar

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Staf pribadi anggota Komisi I DPR Adian Napitupulu, Musyafaur Rahman, menceritakan detik-detik bosnya kolaps dalam penerbangan ke Palangka Raya. Adian disebut sesak napas setelah menyantap makanan.

"Gua tanya tadi pagi, Bang Adian kan tidur (pas di pesawat) tadi pagi dia ceritanya lancar. Dia tidur, terus terbangun karena dikasih makanan sama pramugari, bangun kan. Makanan ditaruh di pahanya, dia makan dan minum. Nggak lama dari itu dia kerasa sesak, napasnya sesak, itu keluhan pertamanya. 'Napas gua kok sesak'," kata Musyafaur di Rumah Sakit Siloam, Jalan Perjuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (20/12/2019).

Menurut Musyafaur, Adian sempat meminta bantuan kepada pramugari. Namun akhirnya Adian memilih menghampiri rekannya yang juga satu pesawat dengannya, Rudianto Tjen.

"Dia minta ke pramugari tapi responsnya lama. Dia langsung jalan karena ngerasa sesak banget, nggak bisa nunggu dia jalan ke depan, dia samperin Rudianto Tjen yang duduk di kursi busines. Adian buka bajunya untuk melonggarkan napasnya, dia sambil bilang kasih kode, 'Bang gue sesak napasnya'," jelas Musyafaur.

"Rudianto Tjen langsung panggil kru dia, kepala pramugarinya yang chief-nya di situ. Dia bilang ini butuh oksigen, coba cariin segera. Begitu disiapin oksigennya sama diumumkan siapa di antara penumpang yang dokter. Nah, si ibu dokter Tiara ini dia yang langsung maju ke depan, dia langsung bilang," imbuh dia.

Dokter Tiara langsung memasangkan oksigen pada Adian yang mengeluh sakit dada dan sesak napas. Untuk diketahui, Adian sudah memasang 5 ring jantung.

Setelahnya, Adian diinfus. Tindakan Tiara disebut-sebut sangat menolong Adian hingga pesawat mendarat.

Musyafaur melanjutkan ceritanya. Selama kondisi mendapat pertolongan pertama, Adian terus ditampar ketika matanya hampir terpejam.

"Dalam kondisi sebelum diinfus dikasih oksigen, dia sempat matanya merem, kalau dibuka berkunang-kunang katanya. Merem dalam keadaan coba atur napasnya. Nah, di situ setiap kali dia merem, ditampar, setiap kali merem, ditampar. 'Jangan tidur, Yan, jangan tidur'. Dia udah nggak tahu (siapa yang nampar). 'Gue ditamparin mulu', katanya, tapi dia masih sadar. Kenceng lagi namparnya. 'Pokoknya tiap gue merem dikit, ditampar, terus melek'. 'Jangan tidur, Bang Adian, jangan tidur, Bang Adian," tutur Musyafaur.

"Eh, yang terakhir itu dia tanya berapa menit lagi? Ini beberapa menit lagi, Pak Adian. Jangan tidur, ya. Begitu terus suggest orang-orang di sekelilingnya. Walaupun kondisinya tiduran sudah dia coba atur napasnya kemudian sambil diinfus. Pas mendarat langsung ada ambulans. Jadi kaya ada kode emergency pesawat ini dibuat ngebut, diumumin ke penumpang pesawat akan dipercepat mohon maaf karena ada situasi emergency pesawat. Jadi semua penumpang tahu pesawat itu kecepatannya ada di atas standar," sebut Musyafaur. [dt]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita