GELORA.CO - Banyak media menulis berita terkait dengan pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Jokowi tak paham Pancasila. Pengamat politik Emrus Sihombing menilai Gerung sengaja memberi penilaian yang bertentangan atas pemerintah.
“Merujuk pada keseluruhan lontaran pesan komunikasi, menurut hemat saya, Gerung telah membangun dirinya sebagai aktor politik yang selalu mengambil posisi berseberangan dengan pemerintahan Jokowi,” kata Emrus di Jakarta, Sabtu, 7 Desember 2019.
Dia melihat, perspektif Gerung sangat subyektif dan perspektif. Misalnya kenaikan iuran BPJS Kesehatan sebagai kebijakan tak tepat dilakukan dalam keadaan ekonomi yang sulit. Walapun penilaian ini sangat terbuka lebar perdebatan.
“Sementara kebijakan Jokowi satu harga BBM di Papua, misalnya. Gerung sengaja tutup mata,” kata Emrus.
Dari penilaian itu, dia melihat Gerung sengaja mengkritisi bagian yang kurang dari pemerintahan Jokowi. Emrus mengatakan, Gerung acapkali menggunakan kacamata “kuda” terhadap kebijakan dan program pemerintahan Jokowi.
Dia juga mengkritisi pernyataan Gerung mengenai Jokowi yang tak paham Pancasila. Karena jika ukurannya perilaku atau program, tidak satupun WNI yang tidak atau sama sekali tak paham Pancasila. Dengan kata lain, semua WNI paham tentang Pancasila.
“Hanya saja, gradasi tingkat pemaham terhadap Pancasila yang berbeda-beda satu dengan yang lain,” ujarnya.
Jika dibuat kuantifikasi gradasi pemahaman terhadap Pancasila dari angka 1 sampai dengan 10, maka tiap WNI berada pada rentang nilai itu. Sehingga, gradasi pemahaman setiap WNI sangat varian dan bisa fluktuatif.
“Menurut saya, Gerung tidak lebih hanya memiliki kecerdasan memilih dan memilah diksi untuk menggambarkan apa yang ada di peta kognisinya,” kata Emrus. []