GELORA.CO - Penyidik senior KPK Novel Baswedan terus berharap agar pelaku penyiraman air keras kepadanya bisa terungkap. Apalagi kasus ini sudah berjalan sejak April 2017, namun belum ada titik terang.
Novel Baswedan sempat menyebutkan ada 'orang besar' diduga berada di balik kasusnya ini. Berikut ulasannya:
Novel Minta Kabareskrim Ungkap Orang Besar di Balik Kasusnya
Kapolri Jenderal Idham Azis menunjuk Irjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kabareskrim baru. Sigit pun diharapkan mampu mengungkap tabir penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Novel berharap, Sigit mempunyai keberanian untuk mengungkap kasus penyerangannya. Dia menyindir ada orang besar di balik kasus penyiraman air keras tersebut.
"Semoga Pak Sigit juga punya keseriusan dan keberanian karena tentunya masalah ini kan memang saya duga ada keterkaitan dengan orangnya cukup besar, tetapi tidak boleh terus karena hanya masalah itu kita menyalahkan sisi kepentingan kemanusiaan, kepentingan peradaban, kepentingan membela bangsa dan negara," ujar Novel Baswedan, Minggu (8/12).
Jenderal Diduga Terlibat
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan, ada petinggi Polri yang diduga terlibat kasus penyiraman air keras kepada dirinya. Bahkan, salah satu anggota Polri yang diduga terlibat sudah berpangkat jenderal.
"Satu jenderal diduga terlibat," katanya saat wawancara khusus dengan Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa di Metro TV, Rabu (26/7/2017) lalu.
Dia menjelaskan, tidak bisa mengungkapkan apakah masih ada anggota Polri yang terlibat selain pejabat Polri berpangkat jenderal.
"Saya rasa tidak pantas saya bicarakan di ruang terbuka," tutup Novel.
Kasusnya Belum Terungkap
Kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik KPK Novel Baswedan tak kunjung terungkap. Kasus ini berawal pada 11 April 2017, dan sudah dua tahun tak menemukan titik terang. Sudah berbagai upaya dilakukan, mulai dari pembentukan tim penyelidik hingga masa tenggang waktu yang terus diperpanjang.
Pada 8 Januari 2019, Tito Karnavian yang menjabat sebagai Kapolri membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). Tugasnya, menyelidiki kasus penyiraman air keras hingga mencari siapa pelakunya. Setelah TPF dibentuk, Presiden Jokowi kemudian memberikan tenggat waktu pada Juli 2019 untuk menyelesaikan kasus ini. Namun tak berhasil. Kemudian tenggat waktu ditambah 3 bulan atau sampai Oktober 2019 untuk menyelesaikan kasus ini.
Oktober 2019 sudah lewat. Namun kasus belum terungkap. Alhasil Presiden Jokowi memperpanjang tenggat waktu sampai awal Desember 2019. Hingga saat ini, belum ada titik terang terkait kasus tersebut. []