GELORA.CO - Presiden Jokowi menumpahkan kejengkelannya soal pembangunan kilang minyak yang selama 34 tahun tidak pernah terealisasi.
Terlebih pada periode pertamanya yang lalu, suami Iriana itu hanya mendengar janji-janji dari para pembantunya.
Kekesalan Presiden ketujuh RI ini tampak ketika memberikan sambutan saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, di Istana Negara, Senin (16/12).
Jokowi mengatakan, kalau negara ini bisa membangun kilang minyak, maka industri turunannya akan banyak sekali. Impor petrokimia yang angkanya mencapai ratusan triliun juga tidak diperlukan lagi.
"Impor petrokimia ini gede sekali, Rp 323 triliun impor petrokimia, tiap hari jengkel kayak apa. Coba, triliun ya bukan miliar," ucap Jokowi.
Hal ini menurutnya harus menjadi prioritas jajarannya di sektor energi. Sebab, perintah untuk membangun kilang minyak sudah dia sampaikan kepada jajaran menteri kabinet di awal periode pertamanya.
"Sebetulnya saat pelantikan, habis pelantikan yang (periode) pertama, saya minta kilang ini segera dibangun. Namun, sampai detik ini dari lima (kilang) yang ingin dikerjakan satu pun enggak ada yang berjalan, satu pun," tegas Jokowi.
Untuk itu di periode keduanya ini, pembangunan kilang ini dia nantikan. Jokowi mengaku sudah meminta Kapolri, Jaksa Agung hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) supaya ikut mengawal sampai rampung.
"Pekerjaan besar ini harus rampung. Janji-janji, dua tahun lagi, tiga tahun lagi. Enggak selesai satu persen pun. Ini ada yang memang menghendaki kita impor terus," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Pada forum yang dihadiri 700 peserta dari pusat hingga daerah itu, Jokowi juga meminta dukungan kepada para kepala daerah yang hadir. Kalau ada kendala pembebasan lahan, maupun perizinan, pemda harus mendukung penuh. []