GELORA.CO - Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menanggapi kisruh antara politikus Partai Demokrat Andi Arief dengan politisi PDIP Henry Yosodiningrat. Ia menyarankan keduanya untuk berdamai.
Hal ini disampaikan Jansen dalam kicauan yang diunggah ke akun Twitter pibadinya, @jansen_jsp, pada Selasa (10/12/2019).
Menurut Jansen, ancaman Henry Yosodiningrat kepada Andi Arief termasuk dalam tindak pidana yang bisa dilaporkan ke polisi.
"Bukan lagi sekedar tidak 'Pancasilais', ancaman kekerasan serangan fisik begini jelas sudah pidana. Apalagi disampaikan di depan orang ramai," ujarnya.
Ia juga menyebut Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bisa menjadi saksi atas ancaman yang dikeluarkan oleh Henry.
"Bang Zulkifli Hasan sebagai tuan rumah bisa jadi saksi ini. Karena disampaikan di acara dia. Itupun kalau Andi Arief mau memperkarakan ini ke polisi," kata Jansen.
Namun Jansen merasa keributan ini tidak perlu diperpanjang karena bahaya jika sampai merambat ke berbagai hal. Ia meminta Andi dan Henry untuk berdamai.
"Menurut saya, ketimbang berkepanjangan saling berganti delik pidana tersaji ke kantor polisi dan publik, karena persoalan ini bermula di level elite, lebih baik semua duduk bareng. Jika sampai mengalir ke grassroot kita semua elite ini yang salah! Mari kita sudahi pertikaian ini," ucap Jansen.
Untuk diketahui, Andi Arief awalnya membuat kicauan yang menyindir Henry Yosodiningrat yang hendak melaporkan Rocky Gerung ke polisi lantaran menyebut Presiden Jokowi tak paham Pancasila. Henry kemudian merespon dan memberikan ancaman.
"Saya sayangkan lagi putra daerah Lampung mencuit di dalam Twitternya, mengatakan politikus PDI Perjuangan sekarang faksi otot, meninggalkan faksi otak sehat, makanya preman seperti Henry Yosodiningrat. Astagfirullahalazim, saya sempat istigfar, gua samperin ke rumahnya gua gebukin di depan anak bininya nih orang," ujar Henry Yoso dalam acara Forum Komunikasi Persaudaraan Lampung Perantauan (FK-PLP).
Andi Arif kemudian membalas ancaman itu dengan menulis, "Saya tidak ahli baku hantam, tapi saya menanti kedatangan Henry Yosodiningrat yang mengancam akan menggebuk saya di depan anak istri. Kabarkan saja jam berapa. Saya tunggu. Saya tidak akan lapor polisi". []