GELORA.CO - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merugi sejak 10 tahun lalu atau era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus menuai kecaman dari kader Partai Demokrat.
Wasekjen DPP Partai Demokrat Renanda Bachtar mengatakan bahwa rakyat Indonesia saat ini sudah cerdas. Untuk itu, setiap pemimpin harus berani legawa mengakui kesalahan yang diperbuat.
“Masih ada waktu (berbenah),” sindirnya pada Jokowi dalam akun Twitter pribadi, Jumat (27/12).
Dia lantas mengurai penyebab Jiwasraya bangkrut dan akhirnya gagal bayar belasan triliun rupiah polis nasabah.
Kebangkrutan dimulai saat Jiwasraya mengeluarkan produk baru bernama saving plan atau JS Plan dan investasi di saham-saham berkinerja buruk pada tahun 2015 atau setelah SBY memimpin negeri.
Kedua hal tersebut membuat Jiwasraya akhirnya mengalami kebangkrutan sejak tahun 2017 dan memuncak di tahun 2019.
“(Kini) mau dilempar kesalahannya ke masa lalu, padahal gagal kelola di 2015? Ajaib!” tegasnya.
Kepada Jokowi, Renanda mengingatkan bahwa rakyat sudah bisa mengikuti kronologis dan laporan keuangan Jiwasraya dengan mudah di era transparansi. Untuk itu, dia meminta agar tidak lagi menyalahkan kinerja pemerintahan sebelumnya.
“Kinerja keuangan Jiwasraya memburuk signifikan di 2 tahun terakhir ini? Tidak malu? Hati-hati. Rakyat sudah cerdas saat ini,” pungkasnya. (Rmol)