GELORA.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) berbeda pandangan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 mendatang.
Sri Mulyani optimis perekonomian Indonesia bakal gemilang di tahun depan meski dunia tengah mengalami krisis ekonomi global. Sedangkan BPS memprediksi ekonomi Indonesia tahun 2020 bakal suram.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, mengatakan, kedua institusi pemerintah tersebut memiliki kepentingannya masing-masing dalam menyampaikan data faktual ekonomi Indonesia.
“Kepentingannya beda. BPS menyampaikan data apa adanya, sedangkan pemerintah perlu menumbuhkan optimisme bagi daya beli masyarakat dan investasi,” kata Hensat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/12).
Peneliti politik dari lembaga survey Kedai Kopi ini menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilai BPS dan kementerian keuangan.
“Nah sekarang tergantung dari publik, percaya data atau suka optimisme pemerintah,” tambahnya.
Mengenai anggapan kementerian keuangan kurang begitu percaya dengan akurasi BPS, Hensat berpandangan pemerintah harus dapat memperbaiki ekonomi Indonesia dan data faktual yang disajikan oleh BPS dapat dijadikan bahan evaluasi.(rmol)