GELORA.CO -Waketum PAN Bara Hasibuan berbicara soal adanya sosok bersama keluarganya yang mendominasi partai. Ketua Fraksi PAN DPR RI Mulfachri Harahap menepis Bara.
Pernyataan Bara seperti merujuk kepada Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais. Mulfachri yang merupakan loyalis klan Amien Rais memberi pembelaan.
"Yang mana keluarga Pak Amien mendominasi partai PAN? Saya tidak melihat adanya dominasi dari keluarga Pak Amien di PAN," ungkap Mulfachri Harahap di lokasi Rakernas PAN, Hotel Millennium, Jl. Fachrudin, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12/2019).
Mulfachri kemudian memberi contoh soal posisi ketum PAN. Ia mengingatkan ketum dan fungsionaris tertinggi PAN yang bukan berasal dari keluarga Amien Rais.
Misalnya ketua umum. Ketum bukan keluarga Pak Amien. Kemudian sekjen juga bukan keluarga Pak Amien, dan tidak pernah keluarga Pak Amien ada dalam posisi puncak seperti yang saya sebutkan tadi, baik sebagai ketum ataupun sekjen. Jadi menurut saya tuduhan itu tidak berdasar," sebut Mulfachri.
Soal putra Amien, Hanafi Rais yang memiliki jabatan sebagai Waketum, hal itu disebut bukan berarti mendominasi. Mulfachri menyatakan Hanafi Rais memang memiliki kapabilitas.
"Bahwa Hanafi hari ini menjabat sebagai wakil ketua umum, karena memang punya prestasi," tutur kandidat caketum PAN ini.
"Hanafi adalah kader muda yang membangun karier politik sejak dari bawah, berkiprah di banyak lembaga pengkaderan yang ada di internal kami dan saya kira dia lebih dari pantas untuk jabatan sebagai wakil ketua umum sekarang ini," lanjut Mulfachri.
Sebelumnya diberitakan, Bara Hasibuan menyinggung soal adanya sosok yang mendominasi di PAN. Ia juga menyebut PAN dijadikan kendaraan politik bagi keluarga sosok pendominasi itu.
"Bagaimana kita membawa PAN lebih independen, tidak dipakai sebagai kendaraan politik atau kendaraan salah satu keluarga saja. Kalau itu tidak bisa dilakukan, maka PAN tidak akan bisa berkembang, hanya stuck di perolehan suara 6-7 persen pada setiap pemilu. itu adalah tantangan utama dari PAN," urai Bara.
"Perbedaan pendapat itu juga memberikan challenge tantangan kepada peserta, apakah mereka juga bersikap independen. Dalam arti tidak selalu terus menerus dipengaruhi oleh satu orang yang selalu selama ini mendominasi partai ini. Setiap keputusan yang diambil itu harus selalu memperhitungkan apakah orang ini bisa menerima atau tidak. Dengan begitu, memang selalu selama ini ketum di bayang-bayangi oleh satu orang, tidak bisa berkembang," sambungnya.
Bara lalu menyinggung soal cara sosok pendominasi ini di PAN. Bila ada kader yang tidak sesuai dengan keinginannya, mereka disebut akan mendapat ganjaran politis.
Kalau kemauan orang itu tidak diikuti, kemudian akan menimbulkan konsekuensi orang di partai ini bisa kehilangan jabatan dan sebagainya," kata Bara.
Dia lalu meminta kader PAN untuk berani keluar dari tradisi yang disebutnya membuat partai tak berkembang itu. Caranya dengan memilih ketum yang berani bersikap independen.
"Tetapi bagi saya adalah, kita perlu pemimpin partai ini ke depan ketua umum yang bisa melepaskan ketergantungan dari satu orang itu, satu keluarga," tegas Bara.(dtk)