Arief Poyuono: Erick Thohir Kebanyakan Tebar Pesona, Nanti Ditertawakan Orang Lo

Arief Poyuono: Erick Thohir Kebanyakan Tebar Pesona, Nanti Ditertawakan Orang Lo

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono menilai Menteri BUMN Erick Thohir kebanyakan tebar pesona dalam kasus penyelundupan Harley Davidson melalui pesawat baru Garuda Indonesia.

Dia juga khawatir masalah ini berpengaruh terhadap saham maskapai pelat merah itu. "Menteri Erick kurang paham hukum custom/bea masuk. Nanti diketawain orang-orang lo, kebanyakan tebar pesona yang enggak ada artinya, tetapi nanti minus prestasi," kata Arief kepada jpnn.com, Jumat (6/12).

Wakil ketua umum Partai Gerindra ini mengatakan, persoalan kinerja dan keadaan keuangan BUMN banyak yang dalam posisi red alert.

"Apalagi Garuda ini public listed company. Kalau dibombadir pakai statement yang enggak mutu dari Menteri BUMN justru nantinya nilai saham Garuda bisa ambruk nih dalam minggu depan," lanjut Arief.

Dalam argumennya, pria kelahiran Jakarta, 4 Februari 1971 ini menyatakan bahwa membawa barang dari luar negeri seperti motor Harley Davidson dan sepeda Brompton tidak ada bedanya dengan membawa jam mewah seperti Rolex masuk ke Indonesia via bandara.

Hanya saja kata dia, setiap penumpang dari luar negeri itu diwajibkan menyatakan barang bawaan baik yang berupa hand luggage atau tas tangan, maupun bagasi yang dibawa dengan formulir isian dari Bea Cukai.

Dalam formulir isian custom tersebut semua barang bawaan penumpang harus di-declare. Termasuk apakah ada yang bisa dikenakan bea masuk atau tidak.

"Jadi kalau kedapatan membawa barang yang kena bea masuk dan tidak di-declare maka hukumannya cuma bayar bea masuk saja, atau kalau tidak barang disita petugas Bea Cukai. Jadi lebih bersifat perdata saja," jelas Arief.

Selain itu, dia juga menyoroti dugaan kerugian negara sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani maupun pihak Bea Cukai dalam kasus penyelundupan Harley Davidson tersebut.

"Itu bukan kerugian negara yang masuk ranah pidana, tetapi perdata. Sebab dengan Harley Davidson dan sepeda itu disita dan pemilik tidak mau bayar bea masuk ya selesai. Dan Bea Cukai wajib melakukan re-import ke negara asal barang. Kecuali membawa narkoba itu kena hukum pidana pasti," tandasnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita