GELORA.CO - Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana disindir oleh Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, Hengki Primana karena lebih menghargai telepon genggamnya daripada mahasiswa. Apa kata Eva?
"Yang saya lakukan waktu rapat adalah menelusuri jejak pemberitaan dari masalah yang mereka (mahasiswa) ungkap. Saya googling, juga cari di indeks berita portal seperti detik.com juga, agar bahasan yang kami lakukan meminimalisir kesalahan. Adik-adik (mahasiswa) paham ketika saya jelaskan ini," kata Eva dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (12/12/2019).
Yang ingin saya sampikan, ini analisa saya dan teman-teman mahasiswa lain, permasalahan terbesar di negara kita ini adalah ketidakpercayaan, baik itu kepada pemerintah, kepada komnas-komnas, kepada wakil rakyat," kata Hengki saat beraudiensi, di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Hengki menyebut mahasiswa sedang berupaya untuk percaya kepada DPR. Namun, sebut dia, tetap saja ada hal-hal yang mengganjal. Hal tersebut adalah ketika mereka menganggap Eva lebih menghargai HP-nya daripada suara mahasiswa.
"Nah dan kami berikhtiar untuk percaya kepada DPR. Kenapa saya sampaikan kami ragu untuk percaya, dan Mbak Eva lebih menghargai iPhone 11-nya daripada kami berbicara dari tadi. Sepakat kawan-kawan? Dan itu kita tahan," sindir Hengki.
"Dan itu, itu yang membuat rasa ketidapercayaan kami, Pak, lebih menghargai iPhone 11 itu daripada suara-suara kami. Ya kami paham, kami ini nggak sanggup beli iPhone 11 kan. Tapi paling tidak suara kami ini adalah suara orang-orang yang memilih Anda, yang kami sampaikan, suara-suara yang memilih Anda," imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi III Adies Kadir yang memimpin jalannya audiensi kemudian membela Eva. Adies menyebut Eva sedang mencari-cari informasi soal kasus HAM yang menjadi topik pembahasan dalam audiensi.
"Kalau terkait dengan Mbak Eva ini bukan tidak memperhatikan. Mbak Eva pasti membuka itu apa-apa, yang lama-lama, yang dulu-dulu. Jadi jangan suuzan juga. Mbak Eva ini ada acara sebenarnya. Tapi dia khusus ikut di sini dan sampai terakhir, adik-adik mahasiswa," sebut Adies.
Dalam audiensi dengan Komisi III, BEM Nusantara membahas sejumlah kasus HAM, salah satunya tragedi Trisakti. Kemudian dugaan pelanggaran HAM terkait kematian dua mahasiswa Kendari dan bentrokan antara mahasiswa dan aparat di Papua.
"Papua tolong, tolong Pak dikhususkan pembicaraan terkait Papua ini, HAM di Papua. Teman-teman Papua sampai menangis di depan kami, seluruh mahasiswa nusantara berkumpul, bercerita terkait keadaan di Papua. Itu betul-betul miris bagi kami," papar Hengki.(dtk)