GELORA.CO - Ketua DPD Partai Gerindra Sumatra Barat (Sumbar) Andre Rosiade berbicara keras soal inisiasi Gerindra untuk menginterpelasi Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Pernyataan keras Andre itu direspon oleh istri Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Nevi Zuariana dengan geram. Nevi sampai melontarkan narasi 'tembak mati'.
Mulanya, Andre memang memerintahkan Fraksi Gerindra DPRD Sumbar untuk hak interpelasi untuk Irwan. Irwan dinilai kerap melakukan perjalanan ke luar negeri, padahal anggaran APBD Sumbar terbilang kecil. Andre bahkan sampai meminta Mendagri Tito Karnavian menginvestigasi pria yang sempat akan menjadi cawapres Prabowo Subianto itu.
"Yang ke Gubernur itu Pak Irwan, Pak Gubernur ini kan sudah periode kedua, empat tahun sudah menjalani periode kedua. Nah muncul keresahan di tengah masyarakat Sumatera Barat melihat perilaku dan praktik bahwa hampir tiap bulan, hampir tiap bulan nih, Pak Gubernur ini pergi ke luar negeri. Bahkan dalam satu bulan ada yang dua kali perjalanan dinas ke luar negeri. Dan ini menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat Andre Rosiade saat dihubungi, Jumat (13/12/2019).
Saking seringnya, kata Andre, Gubernur Sumbar layak menerima rekor Muri sebagai kepala daerah tingkat I yang paling sering ke luar negeri. Andre mengungkit kehebohan yang terjadi saat kepala daerah lain bepergian ke luar negeri, padahal tak sesering Irwan Prayitno.
"Mas Anies saja dalam periode kepemimpinannya baru berapa kali ke luar negeri aja orang heboh. Kang Emil, Gubernur Jawa Barat, fotonya beredar di luar negeri aja orang heboh. Ini Gubernur (Sumatera Barat) hampir tiap bulan (ke luar negeri). Kalau ada rekor Muri, mungkin dia bisa dikasih rekor Muri tuh, 'Gubernur tersering keluar negeri'," sindirnya.
Pernyataan keras Andre ini pun diketahui oleh Nevi. Tak lama usai itu, beredar screenshot percakapan di sebuah grup WhatsApp (WA) yang berisi pernyataan bernada ancaman yang dilontarkan oleh Nevi.
"Maunya apa sich andre itu laporan pak guspardi gaus krn datang tidak dilayani pemda sdg sibuk jangan ikut ikut kalau nggak ngerti masalah kelakuan andre ini buat jelek nama gerindra di sumbar kalau ada yang tembak mati andre di sumbar ibu nggak mau tanggung jawab banyak pendukung bapak di sumbar kasihan keluarga kalau andre kelakuan spt LSM begini. Padahal ang dewan terhormat," demikian tulis Nevi di grup WA bernama TF Politik Hukum Hankam A seperti yang dilihat, Minggu (15/12). Nevi juga meminta admin grup itu mengeluarkan Andre dari grup.
Foto: Nevi Zuariana istri Gubernur Sumbar Irwan (dok. dpr.go.id)
|
Screenshot chat itu tersebar di kalangan netizen Sumbar, baik di sejumlah grup WA maupun Facebook, sejak Sabtu (15/12). Tentu saja penyebaran chat ini membuat hangat suasana politik lokal. Sejumlah netizen membuat posting-an di akun medsosnya mengkritik kata-kata tersebut.
Nevi sudah dihubungi soal chat tersebut. Namun politikus PKS itu belum memberi pernyataan. "Bentar saya jawab, ya," ujar Nevi singkat saat dihubungi Sabtu (14/12) sekitar pukul 22.00 WIB.
Nevi saat ini duduk di Komisi VI DPR. Artinya, dia satu komisi dengan Andre Rosiade.
Tanggapan Andre Rosiade
Andre pun menanggapi narasi bernada ancaman dari Nevi dengan santai saja. Andre mengaku hanya menjalankan peran saja.
"Saya hanya bertugas menjalankan peran dan memperkuat fungsi pengawasan anggota DPRD dari Fraksi Gerindra. Kalau mau komen apa saja, terserah. Mau tembak... mau offside... mau apa... terserah," kata Andre kepada wartawan, Minggu (15/12).
Dia mengatakan berupaya menginisiasi hak interpelasi karena timbul keresahan di masyarakat akibat seringnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Dia menegaskan pihak Irwan sebenarnya tak perlu risi jika memang perjalanan-perjalanan ke luar negeri itu tak bermasalah.
MKD Mempersilakan Andre Melapor
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) meminta anggota Komisi VI itu mengklarifikasi pernyataan 'tembak mati' yang ditujukan kepada rekannya di DPR, Andre Rosiade. MKD menilai pernyataan itu emosional dan tidak pada tempatnya.
"Ya tentu silakan diberikan klarifikasi sehingga tidak ada hal-hal yang membuat masyarakat merasa tidak nyaman dengan pernyataan itu. Tapi kalau misalnya ada pernyataan, itu kan pernyataan yang emosional dan tidak pada tempatnya dan tidak ada maknanya. Itu hanya ungkapan emosional saja. Itu yang harus dijaga," kata Wakil Ketua MKD Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Minggu (15/12/2019).
Politikus PAN itu pun mempersilakan jika Andre kemudian melaporkan Nevi ke MKD. Saleh mengatakan pihaknya siap memproses sesuai mekanisme yang ada jika memang nantinya Andre melaporkan Nevi.
"Ya misalnya kalau ada yang merasa dirugikan dengan hal itu, ya dilaporkan saja. Nanti kan ada mekanismenya yang harus diikuti dan dilalui di MKD. Kalau misalnya merasa dirugikan, ya monggo saja. Tapi kalau misalnya tidak ada yang merasa dirugikan, ya kita tidak terlalu proaktif ya untuk misalnya langsung memanggil atau memeriksa. Karena kita kan belum tahu landasannya juga. Mesti ada landasannya," tuturnya.[dtk]