GELORA.CO - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengatakan bahwa pertumbuhan demokrasi di sebuah negara memerlukan beberapa persyaratan. Persyaratan yang dimaksud Amien adalah budaya demokrasi hingga moral demokrasi dan tidak memusuhi agama.
"Saudara sekalian, biasanya demokrasi itu memang tidak bisa tumbuh subur bisa menjadi anutan kebanyakan rakyat di sebuah bangsa karena memerlukan beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi," ujar Amien saat memberikan pengarahan pada Workshop Anggota DPRD PAN se-Indonesia di Hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).
Persyaratan pertama untuk menciptakan negara demokrasi menurut Amien adalah semua institusi harus berwatak demokratis. Apabila institusi tersebut memiliki kepentingan lain maka demokrasi tidak akan terwujud.
"Yang pertama itu ada institusi demokrasi yang berjalan dengan betul sesuai dengan konsepnya, aturan mainnya. Jadi ingat demokrasi itu jadi strong democracy, demokrasi yang sehat kalau ada institusi yang juga berwatak demokratis. Bukan DPR, MPR dan yang lain disusupi dengan kepentingan-kepentingan sehingga institusi yang wajahnya demokratis tapi isinya sudah oligarkis. Hanya sementara orang bisa mengendalikan perjalanan sebuah bangsa," kata dia.
Politikus senior PAN tersebut mengatakan demokrasi juga dipengaruhi oleh sejarah bangsa. Amien mengatakan, sebelum Indonesia berdiri, masyarakat pada awalnya diperintah oleh para raja.
"Kedua, sesungguhnya demokrasi juga membutuhkan democratic culture, kebudayaan demokratis. Nah terus terang ini maaf apa adanya, ini bangsa kita ini dulu kan lama sekali berabad-abad itu diperintah oleh para raja. Di Sumatera kerajaan, Jawa kerajaan, Kalimantan kerajaan, di mana-mana kerajaan," kata dia.
Amien Rais mengatakan sistem kerajaan tersebut membuat demokrasi di Indonesia tidak tumbuh dengan subur. Paham feodalisme menurut Amien masih ditemukan hingga saat ini.
"Kerajaan itu artinya apa? Struktur mentalnya, struktur budayanya itu adalah feodal. Sehingga para pengamat, wah kulturnya feodal, tidak egaliter kemudian ditanam demokrasi di masyarakat itu, memang kembang kempis. Demokrasinya tidak bakalan subur karena kulturnya belum siap untuk ditanami tanaman demokrasi itu. Kita merasakan itu, sampai sekarang masih ada seperti itu," tutur Amien.
Amien mengatakan level pendidikan dibutuhkan dalam sebuah negara demokrasi sehingga rakyat akan memahami semua kebijakan yang diberikan oleh pemerintah.
"Yang ketiga, sesungguhnya demokrasi juga memerlukan level pendidikan yang relatif mencukupilah. Kalau sebuah bangsa masih lulusan SD atau hanya buta hurufnya. Bahkan sesungguhnya bangsa itu menurut teori yang mendalami demokrasi itu belum cukup siap untuk tanaman demokrasi itu. Sehingga kadang-kadang para pengibul yang di atas itu enak sekali karena rakyatnya masih lumayan agak tidak begitu pandai. Sehingga mereka dengan kultur seperti itu bisa menyetir semau-semaunya demokrasi yang mereka ambil alih itu," katanya.
Amien menyebut demokrasi juga akan dipengaruhi oleh kondisi alam. Sumber daya alam pun ikut mempengaruhi jalannya demokrasi itu.
"Yang keempat itu adalah geographical setting, ini yang menyebabkan juga negara yang nggak punya jendela ke laut seperti negara sekitar Rusia, tapi di Afrika juga banyak negara di benua Afrika itu yang karena pergaulannya juga sempit apalagi kadang-kadang pas-pasan sumber daya alamnya itu menjadi bangsa yang tidak makmur itu untuk demokrasi kadang-kadang kurang cocok," ungkapnya.
Poin terakhir untuk mewujudkan negara yang demokratis menurut Amien adalah moral dan agama. Amien menegaskan bangsa yang memusuhi agama biasanya berujung pada kehancuran.
"Kemudian yang kelima terakhir saudara-saudaraku, bangsa yang memerlukan demokrasi tetapi moralnya rusak apalagi agama dimusuhi itu biasanya ujung-ujungnya sebuah kehancuran," tegas Amien Rais.
"Saudara sekalian jadi banyak profesor botak di Amerika itu yang bisa mencari persamaan hancurnya imperium Romawi dengan the fall of American empire sekarang ini, tapi juga Chinese empire, malah semua empire itu menuruti hanya mencari kekuasaan tanpa dimensi moral, tanpa dimensi rohani maka manusianya menjadi bejat yang dikejar hanya dunia, dunia, dunia, dunia," pungkasnya.[]