GELORA.CO - Polisi siang itu mendapat telepon dari RSUD Blambangan. Dari ujung telepon, petugas rumah sakit mengabarkan bahwa ada seorang pria yang mengaku baru saja melakukan pembunuhan.
Polisi pun segera menuju RSUD Blambangan dan mengamankan pria yang ternyata seorang WN Belanda berinisial HT (56). HT datang ke RSUD Blambangan karena mengalami luka di tangan dan dalam keadaan mabuk.
HT datang ke RSUD Blambangan diantar seorang temannya. Kepada temannya itulah HT curhat bahwa dia telah melakukan pembunuhan. Teman HT itulah yang kemudian mengatakan ke petugas RSUD Blambangan yang diteruskan ke polisi.
Setelah mengamankan HT, polisi segera menuju ke lokasi pembunuhan di di Lingkungan/ Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro. Di kamar bagian belakang polisi menemukan jenazah Nur Hofiani (42), warga Jalan Citarum, Kelurahan Panderejo, Banyuwangi. Jenazah Nur ditemukan dalam kondisi telanjang di kamar belakang rumah HT.
"Pembunuhan dilakukan sekitar pukul 03.30 WIB," ujar Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, AKP M Solihin Ferry saat di TKP, Senin (23/12/2019).
Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Saat melakukan olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya adalah botol miras, kabel USB, HP, kemasan kondom, guling dan selimut yang ada banyak bercak darahnya.
Polisi menemukan bahwa Nur ditemukan sudah tak bernyawa dalam keadaan tanpa busana dengan lilitan kabel USB di leher. Ditemukan juga luka lebam di pipi. Diduga jeratan kabel USB itulah yang menewaskan perempuan setengah baya tersebut.
"Ada banyak luka di wajah dan tubuh korban," ujar Kapolresta Banyuwangi AKBP Arman Asmara Syarifuddin.
Arman mengatakan berdasarkan keterangan warga, HT dan Nur merupakan sepasang kekasih. Pembunuhan ini sendiri diduga berlatar belakang asmara. Sebelum kejadian pembunuhan, Nur sempat bertengkar dengan HT.
"Dari kesaksian warga sekitar, keduanya (HT dan korban) berpacaran," kata Arman.
Foto: Ardian Fanani
|
Hanya saja, dalam beberapa hari terakhir hubungan keduanya tidak begitu akur. Hal tersebut dikarenakan Nur ingin mengakhiri hubungan dengan HT.
"Akhir-akhir ini, korban sudah tidak mau lagi didekati terduga pelaku," imbuhnya.
Namun HT yang mempunyai nama Indonesia Abdullah ini terus mendatangi korban hingga beberapa kali, hingga akhirnya korban ditemukan tak bernyawa di rumah HT.
"Sempat terjadi cekcok dan pertengkaran. Itu informasi yang kami dapatkan," imbuh Arman.
HT sendiri sudah menetap di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro lebih dari 5 tahun. Selama tinggal di Banyuwangi, HT tidak pernah bersosialisasi dan suka membuat onar. Nyaris tidak ada warga yang menyukai tabiat HT. Warga bahkan menginginkan HT keluar dari wilayah itu.
"Sering berulah. Orangnya tidak bisa diatur. Orangnya suka marah. Warga di sini tidak suka dengan tabiatnya," ujar Surahmat, Ketua RT.
Selama tinggal di Gombengsari, mayoritas warga tidak menyukai tabiat HT. Warga justru merasa resah dengan keberadaan Bule asal Belanda ini.
"Pokoknya dia punya aturan sendiri. Selama ini sudah sering berulah. Berulahnya memasukkan orang malam-malam. Saya sudah pernah laporan ke Kelurahan terkait hal ini," jelasnya.
Safari, (54) warga yang lain juga mengamini hal tersebut. Menurut dia, HT tak pernah berinteraksi dengan warga. Padahal HT sudah cukup fasih berbahasa Indonesia. Dia membenarkan sering melihat perempuan datang ke rumah HT pada larut malam.
"Perempuan yang datang biasanya menggunakan sepeda motor langsung masuk ke dalam. Pada wajahnya biasanya menggunakan masker jadi tidak kelihatan," kata Safari.[dtk]