GELORA.CO - Aktivis 98 Arnold Thenu menilai permintaan maaf PT Garuda Indonesia atas kritikan politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu, belum menyentuh substansi sesungguhnya.
Adian sebelumnya mengkritik Garuda Indonesia, setelah kolaps dalam penerbangan dari Jakarta menuju Palangkaraya, 19 Desember lalu.
Menurut Adian, dia sudah dua kali meminta pada pramugari yang berbeda untuk disiapkan oksigen. Namun, saat itu dirasa kurang responsif.
"Saya kira jawaban pihak Garuda sama sekali tidak menyentuh substansi yang sesungguhnya. Terkesan ingin melindungi apa yang sesungguhnya dikritik Adian. Sangat jelas dikatakan Adian, sudah dua kali meminta untuk disiapkan oksigen. Tetapi, tidak segera disiapkan," ujar Arnold di Jakarta, Senin (30/12).
Presidium PENA 98 Maluku ini menilai, sangat aneh ketika dinyatakan dalam pesawat disediakan oksigen, tetapi tidak segera disiapkan dan diberikan bagi penumpang yang membutuhkan.
Dalam jawaban tertulis pihak Garuda, kata Arnold, juga tidak disebutkan apakah pihak perusahaan pelat merah itu akan memanggil dua pramugari yang dimaksud Adian.
Padahal, langkah pemanggilan dinilai penting untuk dikonfrontir dan menindak tegas jika dianggap lalai.
"Ironisnya, pihak Garuda sepertinya menggampangkan persoalan nyawa manusia dengan sebatas membuat permohonan maaf secara tertulis. Seharusnya pihak Garuda berani bersikap tegas untuk melakukan investigasi dengan sungguh-sungguh dalam persoalan ini," ucapnya.
Arnold lebih lanjut mengatakan, Adian mulai kolaps lebih kurang lima menit setelah memakan dua roti yang diberikan pramugari.
Dia menilai, rentetan kronologis tidak bisa diabaikan begitu saja. Pihak Garuda dinilai perlu bekerja-sama dengan pihak terkait mengungkap persoalan yang ada, agar persoalan menjadi terang benerang.
"Tidak menutup kemungkinan kejanggalan-kejanggalan tersebut dapat membenarkan sebuah teori konspirasi. Bisa saja kemudian muncul dugaan konspirasi pembunuhan terhadap Adian, seperti pernah menewaskan Munir dalam penerbangan pesawat Garuda menuju Belanda," kata Arnold.
Sebelumnya, Pejabat Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt. Tumpal M. Hutapea, meminta maaf kepada Adian, terkait kritikan yang disampaikan.
Permintaan maaf disampaikan secara tertulis sebagaimana dimuat sejumlah media.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Selanjutnya atas masukan yang disampaikan akan kami jadikan evaluasi lebih lanjut terkait upaya meningkatkan dan perbaikan prosedur penanganan pertama penumpang sakit di pesawat," ujar Tumpal dalam keterangan tertulisnya.(*)