GELORA.CO - Sejumlah emak-emak di Banjar Selasih, Desa Puhu, Payanganm Gianyar, Bali melakukan aksi buka baju untuk menghadang alat berat yang akan meratakan tanah mereka.
Aksi nekat emak-emak itu diunggah akun Twitter @ambyarisme. Emak-emak dibantu warga lainnya berusaha mempertahankan tanah yang mereka rawat secara turun temurun sejak lama untuk perkebunan pohon pisang.
"Tiba-tiba alat berat kembali menyerbu masuk ke kawasan pertanian di Banjar Selasih, Desa Puhu, Payangan, Gianyar. Kali ini mesin alat berat itu membawa beking sepasukan polisi," tulis akun itu, Senin (25/11/2019).
Pada foto-foto yang beredar, tampak sejumlah emak-emak membuka baju hingga tersisa bra dan celana yang melekat di tubuh mereka.
Rencananya, tanah tersebut akan dibangun oleh investor PT Ubud Resort Duta Development. Konflik lahan antara warga dengan investor sudah terjadi selama puluhan tahun.
Puncak konflik terjadi pada Sabtu (23/11/2019), investor membawa alat berat dan polisi untuk meratakan tanah secara paksa.
Warga yang tidak terima dengan penggusuran paksa tersebut melakukan aksi blokade. Emak-emak kampung sekitar nekat membuka baju mereka agar eksekusi lahan bisa dibatalkan.
"Padahal hingga saat ini status tanah ini masih dalam proses penyelesaian konflik LPRA atau TORA (Lokasi Prioritas Reforma Agraria) yang diusulkan oleh Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)," ungkapnya.
Akun tersebut juga mengunggah beberapa video saat warga dan aparat terlibat aksi saling dorong.
Dalam video terdengar tangisan hingga jeritan emak-emak yang tergabung dalam Serikat Petani Selasih, mereka enggan menyerahkan tanah yang menjadi mata pencaharian mereka. [sc]