GELORA.CO - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan cekcok antara seorang oknum polisi di Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut) dengan sopir ambulans yang sedang membawa pasien. Kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan sepakat berdamai, namun si oknum polisi tetap akan menjalani proses sidang disiplin untuk mempertanggungjawabkan sikapnya.
"Sabtu, tanggal 2 November 2019, sekira pukul 15.00 WIB telah berlangsung mediasi di ruangan Sie Propam Polres Tebing Tinggi. Sudah saling memaafkan antara Brigadir UMP dengan supir ambulans. Bahwa kejadian tersebut karena kesalahpahaman," kata Kapolres Tebing Tinggi AKBP Sunadi kepada detikcom, Sabtu (2/11/2019).
AKBP Sunadi menuturkan sebagai anggota Polri, sikap Brigadir UMP tak mencerminkan budaya senyum, sapa, salam (3S). Sikapnya juga dinilai tak menunjukan sosok polisi yang profesional, modern, terpercaya (promoter).
"Tetap kita tindak. Harusnya kan mengedepankan senyum, sapa salam, promoter," ujar Sunadi.
Berdasarkan cerita versi kepolisian, cekcok yang disertai pemukulan berawal dari ambulans yang hendak menembus kemacetan di Jalan Sudirman, Kota Tebing TInggi, Sumatera Utara (Sumut) Sabtu siang. Lalu lintas padat dikarenakan bertepatan dengan waktu pelajar pulang sekolah.
"Brigadir UMP dan rekannya melaksanakan tugas di Pos Lantas Simpang 4, Jalan Sudirman, Kota Tebing Tinggi. Ambulans melintas menuju Jalan KF Tandean dengan menghidupkan sirine dan klakson ambulans dan berhenti di Simpang 4, yang mana pada saat itu kondisi jalan macet karena jam anak sekolah pulang dari Sekolah Karisma di Jalan KF Tandean," jelas Sunadi dalam pesan singkat.
Sunadi menerangkan Brigadir UMP menghampiri ambulans dan meminta sopir bersabar dan tak berisik. Sopir ambulans yang berinisial Z pun menanggapi dengan berkata kepada Brigadir UMP, 'Kau nggak pernah sakit?'.
"Brigadir UMP mengatakan 'nggak', dan sopir ambulans mengatakan, 'Mudah-mudahan nanti kalau sakit, langsung mati'. Mendengar omongan tersebut, Brigadir UMP langsung mendatangi sopir dan terjadi keributan adu mulut sehingga dilerai oleh masyarakat yang melintas," cerita Sunadi.
Berdasarkan pengakuan Brigadir UMP, lanjut Sunadi, dirinya tak berniat memukul sopir ambulans dan hanya ingin mengambil kunci kendaraan agar ambulans berhenti. Sehingga, mereka dapat membicarakan masalah mereka secara baik.
"Bahwa di dalam video yang beredar tersebut, bukan niat dari Brigadir UMP untuk memukul sopir ambulans. Namun untuk mengambil kunci mobil agar berhenti dan dibicarakan dengan baik-baik," pungkas Sunadi.
Diberitakan sebelumnya Sunadi telah menonaktifkan Brigadir UMP dari tugasnya usai kejadian pemukulan. Sunadi juga menegaskan pihaknya telah memeriksa Brigadir UMP dan keterangannya dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Untuk selanjutnya, Brigadir UMP akan menjalani sidang disiplin.
"Terhadap oknum anggota tersebut, untuk saat ini yang bersangkutan dinonaktifkan dari tugasnya. Kita lengkapi BAP, baru kemudian disidangkan. Sidang disiplin," kata Kapolres Tebing Tinggi AKBP Sunadi kepada detikcom.[dtk]