GELORA.CO - video potongan ceramah Ustaz Das'ad Latif yang menyentil 'Panitia Hari Kiamat' menjadi viral di media sosial. Kalimat itu ditujukan untuk orang yang mudah memvonis sesat orang yang beda paham.
Ustaz Das'ad Latif merupakan da'i asal Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam rekaman videonya, Ustaz Das'ad mengomentari fenomena komunitas tertentu yang sering mengkafirkan orang lain dan 'men-judge' orang lain masuk neraka karena perbedaan pemahaman dalam menjalankan ibadah.
Ustaz Das'ad menyebutkan video ceramahnya yang viral direkam netizen di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, sekitar bulan Oktober lalu. Ustaz Das'ad mengakui dirinya kerap dituding sesat dan ingkar sunnah di akun medsosnya, oleh beberapa orang yang tidak sepaham dengan isi ceramahnya.
"Saya menyinggung orang yang suka memvonis orang lain sesat dan masuk neraka, hanya karena beda paham, memangnya dia panitia hari kiamat. Mereka tidak paham adab tentang perbedaan pendapat. Padahal cuma nyantri di 'Google', beda dengan santri betulan yang bertahun-tahun mondok, tidak mudah meng-kafirkan," ujar Ustaz Das'ad saat dihubungi detikcom, Senin (18/11/2019).
Ustaz Das'ad mengaku sering di-bully netizen yang tidak sepaham dengan isi ceramahnya yang tersebar di YouTube dan Instagram.
"Di kolom komentar akun medsos saya, saya dituduh bid'ah, tidak ada isi, tahunya cuma melucu, padahal inilah metode dakwah saya, pesannya saya sampaikan secara bertahap, minimal orang-orang yang dengar ceramah saya bisa memahami maknanya dulu sebelum mengamalkan perintah Allah dan rasul-Nya," ungkap Das'ad.
Dalam ceramahnya itu, Ustaz Das'ad menuturkan pesan yang ingin disampaikannya adalah kritik bagi kelompok tertentu yang sering merasa benar sendiri dan 'ogah' menerima perbedaan dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam.
"Sering saya disebut ustaz 'stand up comedy', ustaz penghibur, tidak ada isinya. Saya berharap dari ceramah saya yang menghibur dapat dipahami jemaah, saya juga dapat pahala, ceramah yang diselingi humor beda dengan lawakan," ujar Ustaz Das'ad.
Ustaz Das'ad yang berlatar belakang dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin ini mengatakan, metode dakwahnya sesuai dengan prinsip disiplin ilmu komunikasi yang digelutinya, dengan 3 tujuan, yaitu: membuat orang lain mengetahui, lalu terjadi perubahan sikap, dan terakhir melaksanakan amalan-amalan yang diajarkan dalam Alquran dan sunnah Nabi Muhammad, sesuai dari isi ceramah yang disampaikannya.
"Berdakwah itu butuh napas yang panjang, harus bertahap, contohnya minuman khamar membutuhkan proses sebelum menjadi haram, misalnya juga saya ceramah 1 jam, tentunya jemaah yang hadir tidak semua langsung paham isi ceramah saya, bisa jadi cuma 5 menit saja yang ia ketahui, akan tetapi kalau diamalkan itu jauh lebih baik," tutur peraih gelar doktor di dua kampus: UIN Alauddin Makassar dan University Kebangsaan Malaysia.
Dai yang identik dengan kemeja koko dan peci putih ini menambahkan, metode ceramahnya yang kerap membuat jemaahnya terpingkal-pingkal, yang juga tersebar di YouTube, ternyata tidak hanya digemari kalangan dari pemeluk Islam saja. Das'ad mengakui di tempat keramaian sering disapa pemeluk agama lain yang mengaku suka menonton ceramahnya di YouTube.
"Saya biasa disapa pemeluk agama lain, bahkan baru saja seorang pendeta Kristen menyapa saya di bandara, beliau sangat respek isi ceramah saya dan mengetahui bahwa ajaran Islam itu damai dan tidak suka memaki," pungkas Das'ad. (Dtk)