Rocky Gerung Sentil Mahfud MD Jadi Menkopolhukam: Dia Mulai Mengancam dan Meneror

Rocky Gerung Sentil Mahfud MD Jadi Menkopolhukam: Dia Mulai Mengancam dan Meneror

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti tentang penunjukan Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).

"Lalu, Menkopolhukam tugasnya adalah memberikan rasa aman pada masyarakat," ucap Rocky dikutip dari channel YouTube Resonansi TV, Senin (4/11/2019).

Menurut Rocky, Mahfud MD memulai tugas sebagai menteri dengan memberikan ancaman pada masyarakat.

"Justru dia (Mahfud MD) mulai dengan mengancam masyarakat, meneror, betul-betul meneror," kata Rocky.

"jadi dipamerkanlah 'Saya sekarang berkuasa, saya akan habisi, hati-hati kalian', itu apa?"

Rocky menilai, dengan ancaman yang disampaikan itu Mahfud MD justru belum menjelaskan tentang arti kata radikal.

"Sementara dia enggak bisa tunjukkan yang mana yang disebut radikal," ucap Rocky.

"Di kepala atau perbuatannya yang radikal?" imbuhnya melanjutkan.

Ia mengungkapkan, radikal jika tak diwujudkan dalam perbuatan itu tak berbahaya.

"Kalau perbuatan radikal ada di kepala itu enggak ada efek apa-apa, setiap orang bisa berimajinasi tentang kekerasan," ujar Rocky.

"Karena memang mengaktifkan kekerasan juga bagian dari survive, perlindungan oleh hukum evolusi."

Rocky memberi perumpamaan pada masuknya Prabowo Subianto dalam Koalisi Jokowi-Maruf Amin.

Diketahui, Prabowo Subianto kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan seusai kalah dalam Pilpres 2019 lalu.

Masuk dalam kabinet, manuver Prabowo Subianto justru menjadi sorotan.

Menurut Rocky Gerung, masuknya Prabowo Subianto dalam kabinet terlihat sangat dipaksakan.

Lebih lanjut, Rocky lantas menyinggung tentang masuknya Prabowo dalam kubu koalisi.

"Karena dari awal kita kan bikin analisis bahwa sebaiknya di luar, tapi oke, masuk di dalam apa jaminannya bahwa kalau di dalam akan tetap kritis? Kan enggak mungkin itu," ucap Rocky.

Rocky justru menyebut bahwa Jokowi tak memiliki pengetahuan tentang etika bernegara.

"Jadi dari awal sebenarnya Jokowi dia enggak ngerti tentang etika bernegara, dia tidak paham bahwa konsistuennya tidak menginginkan Prabowo masuk ke dalam," kata Rocky.

"Sebaliknya juga begitu, konstituen Prabowo enggak ingin Prabowo diundang masuk ke dalam."

Menurutnya, bergabungnya Prabowo dalam koalisi menjadi wujud pemaksaaan rekonsiliasi.

"Jadi ini rekonsiliasi yang dipaksakan, sesuatu yang dipaksakan retak pertama itu pasti terlihat," kata dia.

Rocky menjelaskan, Jokowi memperlihatan ketakutan atas posisi Prabowo dalam kabinet.

"Sekarang mulai terlihat bahwa presiden mungkin mulai khawatir jangan-jangan Prabowo power building di dalam," ucapnya.

Lantas, ia menyinggung tentang hak veto yang diberikan Jokowi pada Mahfud MD.

"Lalu dikasihlah hak veto Pak Menko untuk menguji kebijakan menteri pertahanan," kata Rocky.

"Sebetulnya dasarnya adalah ketakutan presiden untuk memberi kepercayaan pada menterinya mengatur bidang pertahanan, jadi buat apa diveto."

Rocky menilai pemberian hak veto pada Mahfud MD itu cukup aneh.

"Veto kan haknya presiden di sidang paripurna, kenapa diwakilkan pada menko? Yang juga urusan menko kan bukan memveto menterinya kan," terang Rocky.

Ia lantas menduga adanya persaingan kekuasaan antara Prabowo dengan Mahfud MD.

"Jadi terlihat persaingan pertama antara gesture publiknya Prabowo dengan  gesture  publiknya menko-nya, yaitu Pak Mahfud," ujarnya.

"Dan terlihat orang menganggap bahwa Profesor Mahfud terlalu mempromosikan kekuasaan."

Simak video selengkapnya dari menit awal:


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita