Prabowo: Indonesia Tidak Boleh Lemah, Berapapun Biayanya

Prabowo: Indonesia Tidak Boleh Lemah, Berapapun Biayanya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Indonesia tidak boleh terlihat lemah di hadapan bangsa manapun walau memiliki anggaran minim dalam bidang pertahanan sekalipun.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dalam rapat perdana bersama Komisi I DPR RI. Ketegasan itu juga sesuai dengan filosofi yang dipegang mantan Danjen Kopassus ini dengan harapan bisa dipahami seluruh elite bangsa.

“Pelajaran dari Thucydides, the strong do what they will, the weak suffer what they must. Yang kuat akan berbuat apapun dan yang lemah akan menderita. Karena itu kita yang bertanggung jawab di bidang pertahanan dan keamanan, tidak boleh membiarkan Indonesia lemah dengan biaya berapapun," kata Prabowo di ruang rapat Komisi I, Gedung Nusantara II, Kompleks DPR RI, Senayan, Senin (11/11).

Menurut saya, Indonesia harus kuat. Kalau tidak, kita akan dinjek-injek oleh bangsa lain,” sambungnya.

Di hadapan Komisi I DPR, Prabowo juga memegang teguh peribahasa Si vis pacem, para bellum yang disampaikan ahli sejarah dan juga penulis militer Romawi, Publius Flavius Vegetius Renatus. Peribahasa tersebut berarti jika menginginkan perdamaian, bersiaplah perang.

Atas dasar dua filosofi itu, Prabowo ingin menjaga pertahanan Indonesia bersama seluruh rakyat Indonesia meski dengan dana yang kurang memadai.

“Hendaknya kita mengajak seluruh komponen untuk memeruskan, membangun sistem pertahanan yang baik dengan efisiensi anggaran dan efisiensi kerja,” tambahnya.

Bukan tanpa alasan, perdamaian merupakan akar dari terciptanya pembangunan ekonomi. Jika tidak ada perdamaian, jelasnya, maka tidak mungkin ada stabilitas negara, pertumbuhan, hingga berujung pembangunan ekonomi.

“Dan kalau tidak ada pembangunan ekonomi, tidak mungkin ada kemakmuran. Karena untuk mencapai stablitas dalam lingkaran yang berat ini, kita harus melakukan suatu investasi pertahanan," tandasnya.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita