GELORA.CO - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, mengutarakan, langkah partainya bertemu dengan sejumlah elit partai lain seperti Tommy Soeharto dan Surya Paloh merupakan bagian dari upaya membangun rekonsiliasi.
Langkah itu juga sekaligus untuk membuktikan bahwa rekonsiliasi dapat dilakukan sekaligus menunaikan fungsi check and balances.
"Sebelum dengan Mas Tommy, kan kami berkomunikasi dengan anggota koalisi pemerintah seperti Bang Surya, sekaligus menjalankan fungsi check and balances," kata lelaki kelahiran Tasikmalaya, 5 Oktober 1965, yang biasa disapa Kang Iman itu.
Pertemuannya dengan Tommy sebagai Ketua Umum Partai Berkarya pada 19 November lalu merupakan kelanjutan dari jalinan komunikasi sejak sebelum Pilpres.
Keduanya pernah dirancang untuk bertemu di Hotel Crown, tapi batal karena kesibukan masing-masing. Pertemuan sempat terjadi secara informal di acara car free day beberapa waktu kemudian.
Kang Iman tak terlalu mengkhawatirkan dengan anggapan seolah PKS sudah melupakan masa lalu Keluarga Cendana yang dianggap sebagai simbol KKN Orde Baru.
Begitu juga dengan kampanye Partai Berkarya yang seolah ingin mengembalikan kejayaan Orde Baru.
"Memang pernah menjadi simbol KKN, tapi apakah dia akan menjadi representasi kembalinya Orde Baru? Saya tidak yakin," kata Kang Iman.
Setiap orang, dia melanjutkan, pasti punya masa lalu. Tapi dia lebih suka melihat realitas saat ini.
"Objektifnya, dia punya partai dan ikut pemilu," katanya.
Selain dengan Tommy, Kang Iman juga mengungkapkan hubungan PKS dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Sebelum bertemu pada pada 4 November, dia dan pengurus lainnya pernah bertemu dengan Surya di sebuah restoran di Hotel Borobudur.
Juga berjumpa di acara-acara formal dan informal lainnya, seperti di pernikahan putri Presiden Jokowi.
Dari sejumlah percakapan, ia menangkap kesan Surya punya pandangan negatif terhadap PKS.
Dia pernah mengungkapkan kekhawatirannya bila orang-orang pintar yang bergabung dengan PKS bersikap dan bertindak radikal.
"Abang jangan sembarangan bicara, kalau menemukan indikasi ada orang PKS yang radikal akan kami proses, karena PKS tidak mentolerir radikalisme," kata Kang Iman menirukan percakapannya dengan Surya Paloh.
Pada bagian lain, dia juga mengungkapkan hubungan yang terjalin antara PKS dan Jokowi selama ini.
Meskipun berada di luar pemerintahan, kata Kang Iman, sebetulnya kontak komunikasi dengan Jokowi kerap terjalin, hanya saja secara tertutup.
Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf al-Jufri, pernah beberapa kali bertemu Jokowi di Istana Bogor.
"Jadi hubungan kami dengan Pak Jokowi itu sangat dekat. Saat ustadz Salim masih menjadi Mensos, 2009-2014, kalau pulang ke Solo itu selalu dijemput oleh Jokowi di bandara," ujarnya. [mc]