GELORA.CO - Pernyataan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa soal ada aroma sampah di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, diakui kelompok suporter Persebaya Surabaya, Bonek.
Namun salah seorang Bonek, Yusuf Hidayat justru heran dengan reaksi anak buah Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang terkesan 'kebakaran jenggot' dengan pernyataan Khofifah.
"Memang bau (sampah) kok! Waktu nonton Persebaya lawan PSS Sleman (Selasa, 29/10) bau sampah juga terasa," katanya di Surabaya, Sabtu (2/11), dilansir Kantor Berita RMOLJatim.
Tidak hanya sekali, beberapa kali saya nonton Persebaya, sebelum masuk stadion (bau sampah) sudah tercium," sambung Bonek asli Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Surabaya itu.
Yusuf menegaskan, dirinya tidak dalam posisi membela Khofifah. Tapi sebagai arek Suroboyo dan fans berat Persebaya, Yusuf mengharapkan keseriusan Pemkot Surabaya untuk mengatasi hal tersebut.
"Enggak hanya bau, infrastruktur menuju stadion juga masih kurang bagus. Apalagi lahan parkirnya yang masih semrawut," ungkap ketua NU Care-Lazisnu Surabaya tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Khofifah sedang menyiapkan sedikitnya empat stadion sebagai opsi GBT untuk calon venue Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun depan. Salah satunya adalah Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang.
Langkah ini untuk mengantisipasi jika sampai GBT tidak terpilih, lantaran saat Khofifah berkunjung ke stadion tersebut masih tercium aroma sampah. Padahal semangat Khofifah, Jatim harus menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20.
"Maka dari awal saya menyampaikan opsi. Ini kan diajukan 10 titik, salah satunya GBT, tetapi saya sudah ke GBT kalau sore kena angin itu suka aroma sampah,” ujarnya.
"Engko nek pas (nanti kalau) FIFA visit (berkunjung) ke sana, terus pas anginnya itu masuk, ini aroma apa, gitu,” tandas gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Namun pernyataan Khofifah justru membuat pihak Pemkot Surabaya meradang. Bantahan soal bau sampah ini di antaranya dilontarkan Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara dan Kepala Bappeko, Eri Cahyadi.
"Sebenarnya memang (ada) aroma sampah di sana, saat tumpukan sampah ini di balik untuk mengeluarkan gas metannya. Tapi saat ada pertandingan ya dipastikan berhentilah pengolahan sampah di lokasi tersebut,” dalih Eri. (Rmol)