GELORA.CO - Shinzo Abe resmi menjadi perdana menteri Jepang terlama yang menjabat. Tepat pada hari ini (Rabu, 20/11), dia telah menjabat selama total 2.887 hari di kantor perdana menteri, memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat oleh Taro Katsura lebih dari seabad yang lalu.
Meskipun pemerintahannya sudah berjalan hampir delapan tahun, kritikus mengatakan bahwa Abe masih kekurangan prestasi besar yang bisa dikenang dalam sejarah.
Selama sisa masa jabatannya saat ini hingga September 2021 mendatang, Abe diperkirakan akan mengintensifkan kebijakannya untuk mendorong perekonomian Jepang.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, revitalisasi ekonomi dan restrukturisasi kebijakan luar negeri dan pertahanan negara telah menjadi prioritas kebijakan pemerintahan Abe.
"Kami telah mengatasi setiap tantangan dengan jujur, dan tujuh tahun telah berlalu dengan cepat. Itu adalah perasaan jujur saya," kata Suga pada konferensi pers (Rabu, 20/11), seperti dimuat Kyodo News.
Sementara itu, secara terpisah, Menteri Pertahanan Taro Kono mengatakan bahwa pemerintahan yang stabil adalah nilai tambah bagi diplomasi dan keamanan Jepang. Semasa kepemimpinannya, Abe telah menjalin hubungan dekat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"(Abe) sekarang adalah sosok yang berpengalaman dalam pertemuan internasional," kata Kono, yang sampai saat ini menjabat sebagai menteri luar negeri Jepang.
Sejumlah pakar menilai bahwa Abe berhasil menggunakan posisinya untuk meningkatkan profil Jepang di luar negeri.
Meski begitu, Abe bukanlah sosok yang bebas dari kontroversi. Pada tahun 2014, dia menjadi sorotan karena melanjutkan penafsiran kembali terhadap Konstitusi pasifis untuk memungkinkan penggunaan pertahanan diri kolektif, yakni membela sekutu bahkan tanpa serangan terhadap Jepang sendiri, dan memperluas peran pasukan pertahanannya di bawah undang-undang keamanan baru pada tahun 2016.
Dia juga pernah menjadi sorotan ketika anggota parlemen dari partai oposisi menuduh bahwa kantornya sebagian menanggung biaya bagi para pendukung Abe untuk menghadiri pesta makan malam di sebuah hotel mewah di Tokyo pada malam sebelum acara menonton bunga sakura tahunan pemerintah.
Sedangkan dalam sektor ekonomi, dia gencar mendorong kebijakan yang dijuluki "Abenomics", yakni sebuah program ekonomi yang mengharuskan pelonggaran moneter oleh Bank of Japan yang dimaksudkan untuk membantu negara melepaskan diri dari deflasi. [rmol]