GELORA.CO - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui banyak pihak yang kecewa soal susunan Kabinet Indonesia Maju. Bahkan, menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga NU-Muhammadiyah juga tidak puas dengan susunan kabinet.
"Pak Jokowi juga tidak puas, saya juga tidak puas, NU tidak puas, Muhammadiyah tidak puas, karena memang belum semua bisa terakomodasi karena memang tempatnya tidak banyak," ujar Ma'ruf di kantor Wapres, Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Jumat (1/11/2019).
Dia meminta seluruh pihak memaklumi jika ada yang tidak puas atas penyusunan Kabinet Indonesia Maju.
"Jadi ketidakpuasan pasti ada. Karena itu, saya kira bisa dimaklumi. Ya, itu kan biasa, memang itu bagian, ketidakpuasan, saya juga bilang yang tidak puas itu memang banyak," ujarnya.
"Karena tempatnya memang tidak banyak, itu pun sudah ada wakil menteri. Jadi sudah ada saluran, tapi juga yang tidak tertampung kan masih banyak," tuturnya.
Ma'ruf pun berkelakar bahwa posisi menteri dan wakil menteri sudah menjadi takdir bagi tokoh terpilih, sehingga mereka yang tidak ditunjuk disebutnya belum memiliki 'garis tangan' untuk menjadi pembantu Presiden.
"Saya bilang, yang tertampung itu yang ada garis tangannya. Jadi yang tidak ada garis tangannya tidak masuk atau mungkin ada garis tangannya tapi hilang (karena) sering nyuci," ucapnya bercanda.
Sebelumnya, Jokowi sempat menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa mengakomodasi semua pihak dalam penyusunan kabinet. Jokowi menyebut susunan menteri-wakil menteri Kabinet Indonesia Maju sudah proporsional.
Jokowi mengatakan, dalam demokrasi, selalu ada yang terpilih dan tidak terpilih. Demikian juga urusan kabinet yang dinamakan Jokowi sebagai Kabinet Indonesia Maju.
"Itulah meritokrasi, ada yang terpilih, ada yang tidak terpilih, karena memang melalui sistem seleksi," kata Jokowi di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
"Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodasi semuanya karena ruangnya hanya 34," tutur Jokowi. [dt]