GELORA.CO - Unjuk rasa Irak makin tidak terkendali. Ribuan pengunjuk rasa berkumpul menghalangi jalan menuju pelabuhan utama, Umm Qasr di Teluk Irak, pada Sabtu (2/11).
Tidak hanya berkumpul, para pengunjuk rasa juga membakar ban dan memasang balok beton di sekitar pelabuhan Umm Qasr. Sehari sebelumnya, pengunjuk rasa telah melakukan aksi duduk di pelabuhan yang sama.
Alhasil, seperti yang dimuat Al Jazeera, operasi pelabuhan yang digunakan untuk keluar-masuk produk agrikultur harus terhenti sejak Rabu (30/10).
"Para pengunjuk rasa marah, mereka mengatakan bahwa pendapatan pelabuhan dialihkan dari kota mereka dan meninggalkan mereka dengan layanan dasar yang buruk," ujar koresponden Al Jazeera, Natasha Ghoneim yang mengurai alasan pelabuhan menjadi target unjuk rasa.
Sementara itu, menurut Ghoneim, menurut laporan media lokal, sekitar 100 orang terluka dalam unjuk rasa selama sembilan hari berturut-turut yang melanda Irak. Banyaknya korban dalam aksi ini dikarenakan adanya bentrokan dengan petugas keamanan.
Para pengunjuk rasa pertama-tama memblokir pintu masuk pelabuhan dengan mencegah truk-truk agkutan masuk.
Mereka membawa tanda-tanda yang mengatakan, “Iran keluar dari urusan Irak” dan “Pemerintah Irak dibuat oleh Iran”,” ujar Ghoneim.
Ghoneim menjelaskan, unjuk rasa yang dipicu dengan buruknya ekonomi ini juga diperparah dengan adanya tuduhan campur tangan asing dari Amerika Serikat dan Iran serta dugaan korupsi pemerintah. (Rmol)