GELORA.CO - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyayangkan ada pihak yang menganggap aksi penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan hanya direkayasa. Alasannya luka di mata Novel dinilai hanyalah rekayasa.
Jurubicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, Novel Baswedan benar-benar menjadi korban penyerangan. Hal tersebut terlihat dari panjangnya proses perawatan yang dilakukan kepada Novel.
"Jelas-jelas menjadi korban dari pemeriksaan dokter di pertama kali di mitra keluarga pada saat itu. Kemudian dibawa ke JEC dan kemudian dibawa ke Singapura itu sangat jelas bahwa ia adalah korban dari penyiraman air keras," ucap Febri Diansyah kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (6/11) malam.
Tak hanya itu, dengan panjangnya proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian juga menunjukkan aksi penyiraman air keras terhadap Novel memang benar adanya.
"Bahkan kalau kita dengar konferensi pers dari tim gabungan yang dibentuk Polri itu jelas disebut di sana penyiraman dan karakter air keras yang terkena ke Novel tersebut," jelasnya.
Dengan demikian, Febri berharap masyarakat tidak mempercayai informasi hoax yang akan membuat Novel menjadi korban kedua kalinya.
Dia (Novel) adalah korban jangan sampai korban menjadi korban berulang kali karena berbagai isu hoax begitu, kebohongan dan lain-lain," tegasnya.
"Harapan KPK mari kita tunggu hasil dari penanganan perkara yang dilakukan oleh Polri yang sedang berupaya menemukan pelakunya. Apa lagi presiden kan sudah memberikan target meski pun kemarin diperpanjang," tambahnya. (Rmol)