Korban Investasi Bodong Minta Polda Metro Jaya Profesional Tangani Laporan

Korban Investasi Bodong Minta Polda Metro Jaya Profesional Tangani Laporan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Beberapa perwakilan korban investasi bodong Guardian Capital Group (GCG) berharap Polda Metro Jaya profesional dalam menangani laporan.

Salah satu korban bernama Bambang Jaya menuturkan, penipuan investasi ini sudah memakan ribuan korban. ia mengaku sudah membuat laporan dan sudah ada penetapan satu tersangka, yakni Gunawan Wijaya yang merupakan leader investasi ini.

“Laporan lain (dari para korban) sudah enam orang leader (sebagai terlapor), sudah dipanggil oleh Polda Metro Jaya namun tidak ada yang dijadikan tersangka,” kata Bambang kepada wartawan di posko korban investasi di Kopi Politik, Pakubuwono, Jakarta Selatan, Sabtu (2/11).


Padahal, sambung Bambang, enam leader yang memiliki ribuan member itu dinilai cukup bukti melalukan tindak pidana penipuan. Namun tidak semua proses hukumnya berlanjut.

“Kok hukum seperti dipermainkan,” ujar Bambang.

Korban lain berinisial TA menuturkan, dirinya pernah dipanggil Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) untuk dimintai keterangan. Namun, keteranganya itu dijadikan penyidik sebagai bahan dari para leader yang berstatus terlapor.

“Tiga hari kemudian saya baru tahu kalau saya justru dijadikan saksi, yang saya enggak kenal,” tuturnya.

Padahal tujuan TA melapor ke pihak Kepolisian agar ada titik terang dari terduga pelaku maupun uang investasi tersebut.

"Saya sudah laporkan kejadian yang menimpa saya. Saya minta agar diproses pelaku itu dan uang saya kembali," imbuhnya.

Koordinator Forum Solidaritas Peduli Korban Penipuan Investasi (FSPKPI), Dedy Arianto mengatakan, pihaknya telah menampung sebanyak 15 korban investasi bodong. Para korban berasal dari berbagai wilayah, seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Medan.

Dedy menyebut penipuan investasi bodong ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, melainkan merambah hingga ke desa-desa, sehingga merugikan masyarakat.

"Sejauh ini udah ada 15 orang yang diketahui punya bawahan. Sistem investasi ini kayak Multi Level Marketing (MLM)," ujarnya.

Dedy mengatakan, para korban itu tertipu oleh leader yang berada di Indonesia. Para korban yang melapor memiliki leader yang berbeda-beda. Sebagian telah melapor ke ke polisi dan beberapa laporan telah ditindaklanjuti.

Dedy memastikan akan mendampingi para korban untuk beraudiensi dengan pihak DPR dan Kepolisian.

Kita bersuara agar tidak ada lagi kejadian serupa, artinya harus ada hukum yang jelas dari negara. Kita audiensi dengan DPR. Sebagian telah melapor ke polisi, kalau perlu temui Pak Kapolri, Pak Idham Aziz, itu tahapan-tahapan yang coba kami terobos," kata Dedy.

Rencananya audensi dengan DPR akan dilakukan setelah konsolidasi dengan korban selesai. "Kami targetkan pertemuan bulan November ini," tutupnya. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita