GELORA.CO - Presiden pertama Republik Indonesia Dr. Ir. H. Soekarno memiliki beribu cerita unik yang selalu membuat kagum. Tidak hanya dikagumi di dalam negeri saja, namun Soekarno merupakan sosoknya yang juga sangat dikenal di berbagai negeri, salah satunya di Saudi Arabia.
Ada salah satu peristiwa menarik ketika Bapak Proklamator RI ini menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Rasulullah SAW pada tahun 1955. Pada saat itu, Bung Karno sapaan akrab Sukarno, melepas segala atribut pangkat kenegaraannya saat akan menghampiri Makam Rasulullah SAW.
Kisah ini diceritakan oleh Sayyid Husein Muthahar, pengarang lagu-lagu perjuangan seperti Hari Merdeka (17 Agustus tahun 45), Hymne Pramuka, Syukur. Ia menceritakan bagaimana Bung Karno sangat menghormati dan mencintai Rasulullah SAW.
Sayyid Muthahar yang ikut dalam rombongan ibadah haji Bung Karno bercerita, saat Bung Karno berjalan di Kota Madinah bersama Raja Saud bin Abdul Aziz, Bung Karno bertanya kepada Raja Saudi, "Dimana makamnya Rasulullah SAW wahai raja?".
Raja Saud bin Abdul Aziz menjawab, "Oh itu makam Rasulullah SAW sudah terlihat dari sini". Saat itu juga Bung Karno melepaskan atribut-atribut pangkat kenegaraannya.
Raja Saudi pun heran dan bertanya kepada Bung Karno. "Kenapa Anda melepaskan itu semua?".
Bung Karno menjawab dengan tegas: "Yang ada di sana itu Rasulullah SAW, pangkatnya jauh lebih tinggi dari kita, aku dan dirimu!". Kemudian Bung Karno berjalan merangkak menghampiri makam Baginda Nabi SAW.
Bung Karno bersama beberapa rombongan sempat mengheningkan cipta, dan berdoa di samping makam Rasulullah SAW. Bung Karno pun tak kuasa menahan tangisnya di depan makam manusia agung itu.
Apa yang dilakukan Bung Karno saat ziarah ke Makam Rasulullah SAW patut diapresiasi. Sikap Bung Karno merupakan sebuah penghormatan sejati yang membuat takjub Raja Saudi. Betapa besar ketundukan dan kecintaan seorang Bapak Bangsa kepada Rasulullah SAW.
Bagi Bung Karno, pangkat dan kemampuan yang dimilikinya tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan apa yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam ke seluruh jagad raya.
Dr Soeharto, dokter pribadi yang ikut serta dalam rombongan haji Bung Karno menuturkan, rombongan diselimuti keberuntungan. Sebab, tidak seperti kebanyakan jemaah haji yang lain, Bung Karno dan rombongan diperkenankan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di areal Masjid Nabawi, Madinah.
Sejak saat itu hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi menjadi erat. Kedatangan Bung Karno disambut langsung Raja Saudi, Saud bin Abdulaziz Al Saud. Hubungan baik itu pun terjalin hingga sekarang.
Sebelum pulang ke Indonesia, Raja Saud bin Abdul Aziz memberikan hadiah istimewa kepada Bung Karno berupa mobil Chrysler Crown Imperial. Mobil itu merupakan mobil yang dipakai oleh Soekarno selama berada di Saudi Arabia.
Lebih lanjut, Dr Soeharto mengatakan, Bung Karno juga memberi pesan spiritual kepada dirinya dan didengar anggota rombongan yang lain. "To… kamu hendaknya jangan mempergunakan predikat haji, sebelum kamu betul-betul dapat mendirikan –tidak sekadar menjalankan– salat secara tertib sebagaimana yang diperintahkan," demikian nasihat Bung Karno.
Al Habib Abu Bakar bin Hasan Al Athos Azzabidi (ulama yang dekat dengan Gus Dur) menyebutkan alasan kenapa makam Bung Karno sampai saat ini ramai dikunjungi banyak orang. Itu karena Presiden pertama Indonesia itu sangat memuliakan Nabi Muhammad SAW. Hingga saat ini, makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur selalu ramai dikunjungi warga dari penjuru daerah. [gs]