Kakak Randy, Korban Tewas Saat Demo di Kendari, Tolak Tawaran Jadi PNS

Kakak Randy, Korban Tewas Saat Demo di Kendari, Tolak Tawaran Jadi PNS

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Fitriani Sali, kakak perempuan Randy (21), mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) Kendari yang tewas tertembak saat aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis lalu (26/10), mengaku ditawari akan dibantu menjadi pegawai negeri sipil (PNS) oleh seorang polisi yang bertugas di Markas Besar Polri.

Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah olehnya. "Kemarin, sempat ada polisi yang telepon, katanya dari Mabes Polri, namanya AKBP Wa Ode Sarinah. Dia janjikan saya diangkat jadi PNS. Tapi saya tolak. Saya tidak mau diangkat jadi PNS dengan menukar nyawa adik saya,” kata Fitriani saat dijumpai wartawan, Kamis (31/10).

“Selain itu, sekarang tes CPNS  sudah sulit, sudah online, jadi saya rasa itu tidak masuk akal,” sambung Fitri.

Selain menghubungi melalui telepon, Fitri mengaku beberapa orang  polisi juga sering mendatangi kediaman orang tuanya di Desa Lakarinta, Kecamatan Loghia, Kabupaten Muna. Kata Fitri, keluarga merasa tertekan setiap kali polisi datang.

“Ada polisi sering datang di rumah, setiap mereka datang, orang tua saya merasa tertekan. Bapak (La Sali) masih tidak terima anak laki lakinya meninggal ditembak polisi. Jadi dia sebenarnya tidak mau bertemu polisi,” katanya.

Pihak keluarga sampai saat ini terus berharap agar pelaku penembakan segera ditangkap. "Bapak dan ibu saya, juga keluarga sangat berharap kasusnya dibongkar, pelaku ditangkap, dan dihukum sesuai peraturan," pungkasnya.

Sementara itu, hingga berita ini di-publish, Kepala Bidang Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt, Jumat pagi (1/11) belum menjawab konfirmasi kendarinesia soal tawaran jadi PNS ke Fitriani dari anggota Polisi bernama AKBP Wa Ode Sarinah yang disebut bertugas di Mabes Polri. [kp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita