GELORA.CO - Jelang tanggal 1 Desember 2019, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), sudah menyebarkan provokasi dengan menyatakan perang.
Untuk diketahui, setiap 1 Desember, organisasi kelompok kriminal bersenjata yang terkenal sadis itu berulang tahun. OPM terbentuk 1 Desember 1965.
Salah satu akun pendukung kelompok tersebut, Nathan Maryuana memposting ajakan ke warga Papua untuk perang.
Status tersebut diposting Nathan 20 jam lalu. Di Grup Facebook, KNPB WILAYAH BALIM-WAMENA.
“Kalau bukan Desember kapan lagi. Rakyat OAP #TPNPB, kita harus bersatu dan lawan satu komando SORONG-MERAUKE. Kita harus mengakhiri perjuangan kita dengan cara…Perang!!! Kalau tidak, ras Melanesia OAP akan dimusnahkan oleh barisan Nusantara,” tulis Nathan.
Tak lupa dia menyertakan foto pemuda Papua. Ada empat orang, mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Sementara itu, Jelang 1 Desember 2019, TNI dan Polri sudah melakukan pengetatan dan pengintaian wilayah. Hasil pengintaian intelijen, ada satu kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berhasil masuk ke wilayah Tembagapura.
Diprediksi, mereka akan membuat aksi teror di wilayah PT Freeport. Saat ini sebagian kelompok tersebut disinyalir telah berada di Tembagapura, sebagian dalam perjalanan.
Anggota TNI sudah disiagakan di pos-pos Tembagapura. Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan mengatakan, diduga kuat kelompok separatis sudah masuk ke wilayah Tembagapura.
Indikasinya terlihat dari semakin banyaknya pendulang emas tradisional yang kabur meninggalkan lokasi pendulangan kembali ke Kota Timika.
“Informasi yang kita dapatkan bahwa kelompok separatis ini maupun simpatisannya sudah berada di wilayah Tembagapura. Indikasinya sudah banyak pendulang yang keluar dari lokasi pendulangan kembali ke Timika. Kami mengimbau para pendulang agar segera keluar dari lokasi pendulangan, untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” kata Letkol Nainggolan, kemarin.
Pergerakan OPM atau Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) ke wilayah Tembagapura itu kata Dandim, berkaitan erat dengan 1 Desember yang diperingati sebagai ‘Hari Sakti’ bagi warga Papua.
Setiap 1 Desember tiba, katanya, KKSB selalu menggelar aksi. Mengantisipasi hal itu, katanya, TNI dan Polri di Mimika akan menggelar kekuatan untuk menjaga dan mengamankan objek-objek vital strategis, tidak saja di area pertambangan PT Freeport Indonesia, tetapi juga di Kota Timika.
“Tentu saja semua objek strategis di Kabupaten Mimika kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga stabilitas keamanannya. Tidak luput juga di wilayah Kota Timika. Sebab antara kelompok separatis bersenjata dengan kelompok politik mereka punya hubungan yang kita prediksi akan melakukan aksi,” jelas Letkol Nainggolan, seperti dikutip dari Antara.
Menyangkut aksi seperti apa yang akan dilakukan kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka pada 1 Desember 2019 nanti, sejauh ini TNI dan Polri belum bisa memetakannya secara rinci.
Khusus dari kalangan TNI, Dandim menyebut kekuatan yang akan dilibatkan untuk mendukung pengamanan Kamtibmas menghadapi 1 Desember di Mimika cukup besar baik organik maupun satuan tugas (Satgas).
Dandim menegaskan tidak ada penambahan pasukan ke Timika untuk mengantisipasi situasi keamanan pada 1 Desember.
“Satgas saja sebanyak 565 personel sudah tergelar di pos-pos. Lalu masih ada cadangan 300 personel akan stand by di Mako Brigif 20 IJK/Kostrad, Batalyon 754 ENK/Kostrad dan Denkav,” jelasnya.
Dandim berharap, semua elemen khususnya jajaran TNI dan Polri di Mimika, tetap memelihara kekompakan dan sinergitas, agar kamtibmas setempat benar-benar aman pada 1 Desember mendatang.
Terkait 1 Desember mendatang, Menko Polhukam, Mahfud MD menegaskan, pemerintah tidak segan-segan memberikan tindakan keras bagi perusuh.
Namun, dia enggan merinci langkah teknis pengamanan menjelang HUT OPM tersebut. Menurutnya, itu sangat rahasia sehingga tidak boleh dibocorkan ke pers. [pt]