GELORA.CO - Sikap inkonsistensi belakangan kerap ditunjukan oleh Presiden RI Joko Widodo. Sikap tersebut dapat dilihat dari komitmen presiden soal reformasi birokrasi.
Dalam pidato kenegaraan yang disampaikan saat pelantikan presiden pada 20 Oktober lalu, Jokowi menginginkan perampingan pejabat dengan menghapus dua eselon.
Namun demikian, hal itu justru berbanding terbalik dengan keputusannya yang merekrut 12 staf khusus, di mana tujuh di antaranya diambil dari kalangan milenial. Ditambah dengan jimlah wakil menteri yang terbilang banyak.
"Ya itu lah memang Pak Jokowi ini konsisten dengan inkonsistensinya ya," kata Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon di Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11).
Menurutnya, Jokowi merupakan sosok yang dikenal tidak selalu menepati janjinya. Dengan pengangkatan belasan Stafsus menjadikan sang presiden gagal dengan komitmennya tersebut.
"Apa yang diomongkan (Jokowi) kadang-kadang beda dengan apa yang dia lakukan," demikian Wakil Ketua Umum Gerindra itu. [rm]