GELORA.CO - Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) mencatat saat ini keberadaan mutiara laut selatan atau Indonesian South Sea Pearl (ISSP) mulai tergerus dengan banyaknya impor mutiara air tawar dari Cina. Kondisi ini dikhawatirkan merusak citra mutiara asli asal Indonesia.
Ketua Asbumi Anthony Tanios mengungkapkan, banyak sekali beredar mutiara air tawar asal Cina di Lombok dengan harga yang sangat murah. Untuk itu ia menilai, masyarakat perlu diberi edukasi terkait perbedaan ISSP dengan mutiara jenis ini.
Menurut Anthony, peredaran mutiara air tawar dengan harga murah dan kualitas tidak mumpuni ini dapat merusak image Indonesia sebagai penghasil mutiara. Terlebih lagi jika mutiara tersebut dibeli oleh turis yang berkunjung ke Indonesia.
“Festival Mutiara Indonesia ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa mutiara laut selatan dan mutiara air tawar itu memang sangat berbeda,” ungkap Anthony, Jumat (15/11).
Sementara itu, anggota Asbumi Ratna Zhury Mahyuddin menambahkan, Indonesia ingin menjadi tuan rumah bagi mutiara laut selatan.
“Begitu banyak sebenarnya orang yang memakai mutiara di Indonesia. Tapi ternyata kebanyakan memakai mutiara air tawar. Kita ingin wanita Indonesia itu memakai mutiara laut selatan. Tentunya kita sebagai wanita Indonesia akan bangga memakai produk dalam negeri kita sendiri,” ucapnya. [ns]