GELORA.CO - Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Pangi Syawri Chaniago mengatakan meski kemesraan antara Partai Gerindra dengan PDIP saat ini cukup lengket, namun polarisasi di akar rumput akan tetap terjadi.
“Politik itu sangat dinamis, namun sepertinya keterbelahan publik masih sangat tinggi di akar rumput, walaupun Prabowo sudah satu piring dan satu selimut dengan Jokowi tetap saja mereka menjadi pemilih anti tesis Jokowi,” katanya, Minggu (3/11/2019).
Jadi menurutnya, yang tadinya pendukung Prabowo tidak otomatis akan mendukung Prabowo kembali. Dalam kondisi seperti ini bakal ada partai yang menyatakan oposisi bakal merangkul dan memanfaatkan pemilih anti tesis dari pemerintahan saat ini.
“Sehingga pemilih Prabowo tidak otomatis serta merta ikut Prabowo. Nanti partai oposisi yang pintar memainkan dan membaca sintimen, mengerti salera, mengelola emosi publik, akan mendapatkan insentif elektoral, mendapat keberkahan apalagi nanti citra pemerintahan Jokowi redup, tidak moncer, maka oposisi bisa terang dan mendapatkan keuntungan secara electoral, bahkan pemilih militan Jokowi yang kemaren saja sudah banyak yang mulai resistensi dan mengkritik Jokowi,” ujarnya.
Jadi, dengan kedekatan Gerindra dan PDIP juga tidak menutup kemungkinan juga bakal mencalonkan Prabowo dengan kader PDIP. ”Bukan tidak mungkin nanti PDIP dan Gerindra bakal berkoalisi pada pilpres 2024, pasangan Prabowo-Puan melawan poros Nasdem yang mengusung Anies Baswedan,” tuturnya.
“Yang jelas Pilpres 2024 tidak ada incumbent, maka partai politik di tahun 2022 sudah mulai merancang desain arsitektur poros koalisi yang ideal dan menyiapkan calon yang bakal dimainkan,” tutupnya. [okz]