GELORA.CO - PDIP membantah sindiran Waketum Gerindra Fadli Zon yang menyebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jadi pimpinan Pertamina karena berteman dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pemilihan Ahok disebut berdasarkan kompetensi, integritas, dan keberanian.
"Modal relasional itu memang penting, namun faktor terpenting adalah asesmen terhadap kompetensi, integritas dan keberanian melakukan eksekusi," kata politikus PDIP, Hendrawan Supratikno, saat dihubungi, Senin (18/11/2019).
Hendrawan mengatakan PDIP tidak pernah menempatkan seseorang di jabatan tertentu atas dasar relasi. Menurutnya kemampuan mengelola badan usaha yang sehat dan profesional yang menjadi penilaian.
"Kita tidak menginginkan penempatan orang di jabatan-jabatan strategis atas dasar 'like or dislike' atau atas dasar koneksi semata. Nilai-nilai keutamaan dalam pengelolaan badan usaha yang sehat, profesional dan berdaya saing tinggi tetap yang harus ditekankan," ucapnya.
Oleh karena itu, Hendrawan meminta agar tim penilai akhir (TPA) bisa melakukan penilaian secara objektif dan menyeluruh kepada Ahok sebelum menjadi pimpinan BUMN. Menurutnya, pertemanan hanya tambahan saja.
"Itu sebabnya, TPA diharapkan melakukan asessmen secara objektif dan menyeluruh," ujar Hendrawan.
Sebelumnya Fadli Zon, mengomentari soal rencana pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi pejabat BUMN. Dia menyinggung hubungan pertemanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ahok.
"Kalau P @jokowi mengangkat Ahok menjadi pejabat BUMN, itu menunjukkan hubungan mereka yang dalam," tulis Fadli Zon di Twitter, Senin (18/11/2019).
"Bukan sekedar teman politik, tapi teman sejati," sambungnya(dtk)