Diduga Terlibat Terorisme, Petinggi BUMN Ikut Ditangkap Densus 88

Diduga Terlibat Terorisme, Petinggi BUMN Ikut Ditangkap Densus 88

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Tim Densus 88 Anti Teror mengamankan empat pelaku terduga terorisme di Banten, pada Rabu 13 November 2019 kemarin. Keempat pelaku tersebut berinisial DA (28), QK (54), AP (45) dan MA (45).

Salah satu dari tiga inisial tersebut, di duga menjabat sebagai petinggi di salah satu perusahaan BUMN yang berlokasi di Kota Cilegon, Banten.

"Karena ini tidak terkait dengan karyawan atau perusahaan apapun, ini terkait individual dan jaringan. Artinya tidak menutup kemungkinan ada orang lain di dalam sana. Kalau kita sebutkan apa yang dilakukan oleh penyidikan dan penyelidikan akan terganggu, nanti akan feed back (berbalik), ini yang akan terganggu," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardy, melalui sambungan selulernya, Kamis 14 November 2019.

Pemantauan terhadap jaringan terduga teroris yang merupakan karyawan perusahaan BUMN itu, akan terus dilakukan oleh pihak kepolisian dan tim Densus 88 Anti Teror.

Termasuk penjagaan terhadap objek vital nasional (Obvitnas) dan lokasi keramaian lainnya, diperketat penjagaannya oleh pihak kepolisian yang membantu pengamanan oleh tim Densus 88 Anti Teror. Pihak kepolisian yang berjaga pun dilengkapi dengan senjata laras panjang.

"Tugas kita hanya memback up Densus. Penjagaan obvitnas yang di jaga termasuk tempat keramaian ditingkatkan penjagaannya. Dijaga oleh bersenjata lengkap, oleh Ditpam Obvit dan Sabhara," terangnya.

Densus 88 Anti Teror masih terus mengembangkan pergerakan dan jaringan terorisme yang ada di Banten. Serangan teror terahir kali terjadi di Banten, saat Wiranto yang saat itu masih menjabat sebagai Menkopolhukam, ditusuk oleh Abu Rara.

"Karena masih dalam proses pengembangan, karena itu kan masuk ke teknis penyidikan dan penyelidikan. Karena terkait dengan jaringan. Intinya pemantauan akan terus dilakukan, kan ada tugas Kasatgas untuk melakukan antisipasi dan pencegahan," kata dia. [vn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita